Ramai Diperbincangkan di Medsos Peristiwa Carok di Bangkalan, Persoalan Ego Nyawa pun Harus Menjadi Korban

Photo Author
- Minggu, 14 Januari 2024 | 20:39 WIB
Carok yang terjadi di Bangkalan, persoalan ego nyawa menjadi korban (Tangkapan layar )
Carok yang terjadi di Bangkalan, persoalan ego nyawa menjadi korban (Tangkapan layar )

Carok bukan sekedar tradisi, tetapi juga merupakan refleksi dari kondisi sosial, budaya, ekonomi, politik, dan agama masyarakat Madura.

Carok adalah fenomena sosial yang harus dijelaskan konteks, struktur, dan dinamikanya. Carok bukan sekedar tradisi, tetapi juga merupakan refleksi dari kondisi sosial, budaya, ekonomi, politik, dan agama masyarakat Madura. Carok dipengaruhi oleh faktor-faktor sejarah, geografis, demografi, psikologis, dan ideologi yang membentuk karakter, identitas, dan mentalitas masyarakat Madura,” ucap Suharto.

Suharto menjelaskan, hal carok memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan konsep kehormatan, harga diri, dan keadilan dalam masyarakat Madura.

Carok merupakan cara untuk mempertahankan, memulihkan, atau membalas kehormatan, harga diri, dan keadilan yang dirasa terganggu oleh pihak lain.

Carok juga memiliki fungsi sosial yang berkaitan dengan mekanisme penyelesaian konflik, penegakan norma, dan pelestarian nilai-nilai dalam masyarakat Madura.

Carok merupakan cara untuk menyelesaikan konflik yang tidak bisa diselesaikan secara damai atau melalui proses hukum formal.

“Carok juga merupakan cara untuk menegakkan norma dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura, seperti keberanian, kejantanan, kekuatan, kesetiaan, dan kepatuhan,” papar Suharto.

Solusi kedepan untuk mengatasi Carok di Bangkalan

Solusi kedepan untuk mengatasi carok di Bangkalan adalah dengan melakukan pendekatan yang holistik, humanis, dan kultural.

Pendekatan holistik berarti melibatkan semua pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga-lembaga terkait, untuk menangani permasalahan carok secara komprehensif dan berkelanjutan.

Pendekatan humanis berarti menghargai hak asasi manusia, mengedepankan dialog, dan menghindari kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

Pendekatan kultural berarti menghormati budaya, adat, dan tradisi masyarakat Madura, tetapi juga mengkritisi dan mereformasi aspek-aspek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai universal.

Solusi kedepan untuk mengatasi carok di Bangkalan adalah dengan melakukan pendekatan yang holistik, humanis, dan kultural.

Pendekatan holistik berarti melibatkan semua pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga-lembaga terkait, untuk menangani permasalahan carok secara komprehensif dan berkelanjutan.

Humanis berarti menghargai hak asasi manusia, mengedepankan dialog, dan menghindari kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muchlis Pitutur

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X