Carok bukan sekedar tradisi, tetapi juga merupakan refleksi dari kondisi sosial, budaya, ekonomi, politik, dan agama masyarakat Madura.
Carok adalah fenomena sosial yang harus dijelaskan konteks, struktur, dan dinamikanya. Carok bukan sekedar tradisi, tetapi juga merupakan refleksi dari kondisi sosial, budaya, ekonomi, politik, dan agama masyarakat Madura. Carok dipengaruhi oleh faktor-faktor sejarah, geografis, demografi, psikologis, dan ideologi yang membentuk karakter, identitas, dan mentalitas masyarakat Madura,” ucap Suharto.
Suharto menjelaskan, hal carok memiliki makna simbolis yang berkaitan dengan konsep kehormatan, harga diri, dan keadilan dalam masyarakat Madura.
Carok merupakan cara untuk mempertahankan, memulihkan, atau membalas kehormatan, harga diri, dan keadilan yang dirasa terganggu oleh pihak lain.
Carok juga memiliki fungsi sosial yang berkaitan dengan mekanisme penyelesaian konflik, penegakan norma, dan pelestarian nilai-nilai dalam masyarakat Madura.
Carok merupakan cara untuk menyelesaikan konflik yang tidak bisa diselesaikan secara damai atau melalui proses hukum formal.
“Carok juga merupakan cara untuk menegakkan norma dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura, seperti keberanian, kejantanan, kekuatan, kesetiaan, dan kepatuhan,” papar Suharto.
Solusi kedepan untuk mengatasi Carok di Bangkalan
Solusi kedepan untuk mengatasi carok di Bangkalan adalah dengan melakukan pendekatan yang holistik, humanis, dan kultural.
Pendekatan holistik berarti melibatkan semua pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga-lembaga terkait, untuk menangani permasalahan carok secara komprehensif dan berkelanjutan.
Pendekatan humanis berarti menghargai hak asasi manusia, mengedepankan dialog, dan menghindari kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
Pendekatan kultural berarti menghormati budaya, adat, dan tradisi masyarakat Madura, tetapi juga mengkritisi dan mereformasi aspek-aspek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai universal.
Solusi kedepan untuk mengatasi carok di Bangkalan adalah dengan melakukan pendekatan yang holistik, humanis, dan kultural.
Pendekatan holistik berarti melibatkan semua pihak terkait, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga-lembaga terkait, untuk menangani permasalahan carok secara komprehensif dan berkelanjutan.
Humanis berarti menghargai hak asasi manusia, mengedepankan dialog, dan menghindari kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
Artikel Terkait
Promo JSM Alfamart Periode 12 – 14 Januari 2024, Minyak Goreng Banyak Diskon, Cek Juga Potongan Harga Kebutuhan Dapur Lainnya Disini!
Saham Unilever Anjlok? Imbas dari Aksi Boikot Produk Pro Israel, Atur Strategi Banting Harga hingga Gelar Promo untuk Menarik Lagi Konsumennya
Sembilan Makanan Ini Coccok untuk Menggantikan Perawatan Kesehatan Kulit Anda
5 Alasan Mengapa Bunga Membuat Kita Bahagia, Mulai dari Soal Kenangan Sampai...