PITUTUR.Id - Peristiwa carok yang terjadi di Desa Bumianyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Jawa Timur, pada Jumat (12/1/2024) malam, menimbulkan empat orang.
Carok ini dipicu oleh hal sepele, yaitu lampu sorot motor yang mengenai mata salah satu korban.Kejadian ini pun menjadi viral di media sosial, dan menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat.
Pemicu yang mengakibatkan 4 nyawa menjadi korban, sungguh sangat tak bisa dibilang wajar, ketika ego harus mengorbankan nyawa.
Baca Juga: Daftar Fashion Item Wajib Buat Kamu yang Mau Tampil ala Style Korea, Makin Mirip Cewek di Drakor deh
Sebab dampak negatif kedepannya jelas menanti, bahkan persoalanpun tidak selesai begitu saja, justru akan menurunkan dendam yang lestari.
Lalu bagaimana kita sebagai warga Madura mengantisipasinya, simak artikel berikut hingga tuntas.
Sebelum masuk ke dalam permasalahan mari kita bahas secara etimologi, Carok adalah tradisi pertarungan antara orang Madura menggunakan celurit yang dilakukan untuk memulihkan harga diri yang dilecehkan.
Carok tidak diperbolehkan karena dapat membunuh orang yang menjalaninya. Namun, carok menjadi tradisi bahkan dibuat massal dan menyebabkan banyak korban.
Apa yang melatarbelakangi fenomena carok ini?
Bagaimana pandangan para pengamat hukum, ahli kriminologi, dan tokoh sosiolog tentang carok?
Dan apa solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasi masalah ini?
Fenomena carok sebagai bentuk kekerasan budaya
Artikel Terkait
Promo JSM Alfamart Periode 12 – 14 Januari 2024, Minyak Goreng Banyak Diskon, Cek Juga Potongan Harga Kebutuhan Dapur Lainnya Disini!
Saham Unilever Anjlok? Imbas dari Aksi Boikot Produk Pro Israel, Atur Strategi Banting Harga hingga Gelar Promo untuk Menarik Lagi Konsumennya
Sembilan Makanan Ini Coccok untuk Menggantikan Perawatan Kesehatan Kulit Anda
5 Alasan Mengapa Bunga Membuat Kita Bahagia, Mulai dari Soal Kenangan Sampai...