PITUTUR.id - Kereta cepat Jakarta-Bandung adalah salah satu proyek infrastruktur yang paling ambisius dan kontroversial di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Proyek ini diharapkan dapat menghubungkan dua kota besar di Pulau Jawa dengan waktu tempuh hanya sekitar 40 menit, serta menjadi simbol kemajuan teknologi dan kerjasama internasional Indonesia.
Baca Juga: Teknik Batik dan Sejarahya: Berasal dari Mesir dan Telah Dikenal Selama Lebih dari 1000 Tahun?
Namun, proyek ini juga menuai banyak kritik dan skeptisisme dari berbagai pihak. Salah satunya adalah ekonom senior Faisal Basri, yang menyebut proyek ini tidak layak secara bisnis dan tidak akan balik modal sampai kiamat.
Ia mengatakan bahwa biaya operasional kereta cepat sangat mahal, sementara harga tiket yang ditawarkan tidak akan mampu menarik banyak penumpang.
"Kalau investasi sebesar itu, rasanya sulit untuk Jakarta Bandung balik modal meski harga tiketnya Rp 400.000 sekali jalan. Diperkirakan sampai kiamat pun tidak balik modal," kata Faisal dikutip dari Kompas TV.
Faisal juga menilai bahwa proyek ini tidak mendesak dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ia menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada pembangunan infrastruktur dasar, seperti air bersih, listrik, dan sanitasi.
Baca Juga: Perbedaan Motif Batik di Indonesia dan Afrika, Bagaimana Cara Kita Mengidentifikasinya?
"Kereta cepat itu bukan prioritas. Prioritas itu adalah infrastruktur dasar yang masih banyak belum terpenuhi. Kalau kita mau bangun kereta cepat, harusnya kita sudah punya infrastruktur dasar yang bagus dulu," ujarnya.
## Apa Kata Pakar Bisnis?
Di sisi lain, ada juga pakar bisnis yang berpendapat berbeda dengan Faisal Basri. Salah satunya adalah Prof.
Rhenald Kasali, yang mengatakan bahwa proyek kereta cepat tidak hanya melihat dari sisi pengembalian modal saja, tetapi juga dari sisi branding dan reputasi Indonesia di mata dunia.
"Jadi kalau teman-teman mengatakan sampai kiamat pun enggak balik modal, pasti kita enggak akan bangun itu. Karena transportasi publik memang harus subsidi," katanya dalam acara Hub Space X KAI Expo 2023.
Rhenald mencontohkan bahwa di Eropa, hampir semua kereta tidak balik modal dan harus disubsidi oleh pemerintah.