Membongkar Dominasi Jawa, Ini Kisah Perkembangan Batik Papua yang Telah Dikenal Hingga Eropa

Photo Author
- Senin, 2 Oktober 2023 | 13:56 WIB
Ilustrasi batik Papua (Unsplash/Artem Beliaikin)
Ilustrasi batik Papua (Unsplash/Artem Beliaikin)

PITUTUR.id - Rasanya kurang lengkap jika berkunjung ke Tanah Cenderawasih tanpa membawa oleh-oleh.

Di Papua, terdapat banyak jenis cinderamata unik yang bisa dibeli, mulai dari kalung taring babi, kuku buaya, jari cenderawasih, noken (tas tradisional dari kulit kayu atau anggrek), hingga koteka.

Namun, di sisi lain, Indonesia juga terkenal dengan kekayaan budaya batiknya. Salah satunya adalah batik Papua, yang memiliki ciri khas burung cenderawasih dalam setiap motifnya.

Baca Juga: Teknik Batik dan Sejarahya: Berasal dari Mesir dan Telah Dikenal Selama Lebih dari 1000 Tahun?

Jika dibandingkan dengan batik dari daerah lain di Pulau Jawa, batik Papua memiliki perbedaan yang mencolok.

Batik Papua cenderung memiliki warna yang lebih gelap, dan motifnya sering kali terinspirasi dari patung khas Papua serta menggunakan simbol-simbol keramat dalam bentuk ukiran.

Salah satu motif batik Papua yang paling populer adalah motif batik Asmat. Warna batik ini cenderung cokelat dengan sentuhan warna tanah dan terakota.

Pusat produksi batik di Papua berada di kota Jayapura, Provinsi Papua Barat. Proses pembuatan batik di Papua melibatkan peran gender, di mana para wanita menghasilkan batik tulis sementara para lelaki membuat batik cap.

Baca Juga: Sudah Ada Sejak Zaman Majapahit, Bagaimana Sejarah Kesenian Batik di Nusantara?

Bahan kain batik yang digunakan bervariasi antara katun dan sutra. Meskipun ada beberapa batik Papua yang diproduksi di Pulau Jawa, umumnya batik Papua menggunakan bahan katun karena cuaca yang panas di Papua.

Awalnya, pewarna yang digunakan adalah pewarna alami dari buah pinang, namun seiring dengan meningkatnya permintaan produksi, beralih ke pewarna sintetis.

Batik Papua telah meraih popularitas yang signifikan, terutama setelah mendapatkan dukungan dari PBB melalui The United Nations Development Program (UNDP) pada tahun 1985-an.

Kini, batik Papua sudah dikenal hingga ke pasar Eropa. Keberhasilan ini tercermin dari karya Jimmy Afaar, seorang desainer batik asli Papua.

Baca Juga: Bukan Sekadar Indah, Ini Sejarah dan Makna Filosofis Motif Batik Mega Mendung Cirebon

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Prasetyo Aditya

Sumber: Pitutur.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X