Seruan Boikot Produk Pro Israel Mulai Bikin Pengusaha Ketar-ketir

Photo Author
- Jumat, 8 Desember 2023 | 23:40 WIB
Gambar Gerakan aksi boikot (detik.com)
Gambar Gerakan aksi boikot (detik.com)

PITUTUR.id - Sejak Israel melancarkan serangan brutal terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, banyak masyarakat Indonesia yang mengecam dan menolak kebijakan negara Zionis tersebut.

Salah satu bentuk protes yang dilakukan adalah dengan memboikot produk-produk yang diduga terafiliasi atau mendukung Israel.

Baca Juga: Aksi Boikot Produk Pro Israel: Antara Solidaritas dan Keresahan

Gerakan boikot ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain yang bersimpati dengan perjuangan rakyat Palestina.

Gerakan ini dikenal dengan nama BDS (Boycott, Divestment, and Sanctions), yang bertujuan untuk menekan Israel agar menghentikan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Palestina.

Produk-produk yang menjadi sasaran boikot antara lain adalah makanan dan minuman, kosmetik, pakaian, teknologi, dan lain-lain.

Beberapa merek terkenal yang masuk dalam daftar boikot adalah McDonald's, Starbucks, Coca-Cola, Burger King, Pizza Hut, Nestle, HP, Intel, IBM, L'Oréal, Revlon, Estée Lauder, Timberland, dan masih banyak lagi.

Namun, apa dampak dari gerakan boikot ini bagi perekonomian Indonesia?

Apakah gerakan ini efektif dalam memberikan tekanan kepada Israel? Bagaimana tanggapan pemerintah dan pelaku usaha terkait gerakan ini?

Dampak Ekonomi

Menurut ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rizal Taufikurahman, gerakan boikot produk pro Israel memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang bagi perekonomian Indonesia.

Dalam jangka pendek, gerakan ini akan mempengaruhi produksi dan penjualan produk-produk yang menjadi target boikot.

"Lebih jauh lagi, produktivitas dari industri pada produk-produk ini akan tertekan, sebesar tekanan konsumsi yang menurun," kata Rizal kepada Tempo, Minggu (12/11/2023).

Baca Juga: Mengenal 7 Tanda Anak Jadi Korban Bullying, Orang Tua Wajib Peka

Rizal menjelaskan, dampak ini hanya bersifat sementara selama perang berlangsung. Setelah perang usai, kondisi akan kembali normal seperti semula.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rasyiqi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X