Analisis Psikologi Forensik
Psikologi forensik adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari subyek dari segi kognitif, afektif, dan perilaku dalam kaitannya dengan proses hukum.
Psikolog forensik adalah psikolog yang menggunakan ilmunya di bidang psikologi dalam hukum.
Psikolog forensik di antaranya bekerja menganalisis keadaan psikologi dari seorang terdakwa dan membantu memulihkan kondisi psikologis seorang narapidana.
Dari sudut pandang psikologi forensik, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab perilaku pelecehan seksual, antara lain:
Faktor individu, yaitu karakteristik pribadi pelaku yang mempengaruhi motivasi, kesempatan, dan kontrol diri mereka dalam melakukan pelecehan seksual.
Beberapa karakteristik individu yang bisa menjadi faktor risiko adalah: memiliki gangguan kepribadian antisosial, memiliki riwayat trauma atau pelecehan seksual masa lalu, memiliki kecenderungan agresif atau sadis, memiliki kepercayaan diri yang rendah atau rasa tidak aman, memiliki kecanduan seksual atau pornografi, dan memiliki sikap atau keyakinan yang merendahkan atau mendiskriminasi perempuan.
Faktor situasional, yaitu kondisi lingkungan atau konteks sosial yang memfasilitasi atau memicu pelaku untuk melakukan pelecehan seksual.
Beberapa kondisi situasional yang bisa menjadi faktor risiko adalah: adanya ketidakseimbangan kekuasaan atau otoritas antara pelaku dan korban, adanya kesempatan atau akses yang mudah bagi pelaku untuk mendekati atau menyentuh korban, adanya tekanan atau stres yang dialami pelaku, adanya pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang, dan adanya norma atau budaya yang menganggap pelecehan seksual sebagai hal yang biasa atau dapat ditoleransi.
Faktor interaksi, yaitu dinamika hubungan antara pelaku dan korban yang mempengaruhi proses pelecehan seksual. Beberapa dinamika hubungan yang bisa menjadi faktor risiko adalah: adanya ketertarikan seksual atau romantis dari pelaku terhadap korban, adanya persepsi atau interpretasi yang salah dari pelaku terhadap perilaku korban, adanya komunikasi atau kontak yang ambigu atau tidak jelas antara pelaku dan korban, adanya konflik atau masalah yang tidak terselesaikan antara pelaku dan korban, dan adanya kurangnya pengetahuan atau kesadaran dari korban tentang hak-hak mereka dan cara melindungi diri.
Dampak dari pelecehan seksual bagi korban bisa sangat beragam dan berat, tergantung pada jenis, intensitas, durasi, dan frekuensi pelecehan yang dialami.
Beberapa dampak psikologis yang umum dialami oleh korban adalah: stres pasca-trauma, depresi, ansietas, gangguan tidur, gangguan makan, gangguan seksual, rasa bersalah, malu, marah, takut, benci diri, rendah diri, isolasi sosial, kehilangan kepercayaan, dan pikiran bunuh diri.
Beberapa dampak fisik yang umum dialami oleh korban adalah: luka-luka, memar-memar, infeksi menular seksual, kehamilan tidak diinginkan, aborsi spontan, nyeri panggul kronis, dismenore, dan gangguan menstruasi.
Beberapa dampak sosial yang umum dialami oleh korban adalah: kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, terutama dengan lawan jenis; kesulitan dalam berprestasi di bidang akademik atau karier; kesulitan dalam mengurus diri sendiri atau orang lain; kesulitan dalam menghadapi stigma atau diskriminasi dari lingkungan; dan kesulitan dalam mendapatkan bantuan hukum atau medis.
Dampak dari pelecehan seksual bagi pelaku juga bisa sangat beragam dan berat, tergantung pada jenis, intensitas, durasi, dan frekuensi pelecehan yang dilakukan.
Artikel Terkait
Megawati Siap Umumkan Cawapres Pendamping Ganjar Pranowo
Mengungkap Fakta dan Psikologi di Balik Kasus Perselingkuhan Dosen dan Mahasiswi yang Menggemparkan Publik
Eksploitasi Seksual di Lingkungan Kampus: Studi Kasus Dosen dan Mahasiswi UIN Lampung dari Sudut Pandang Hukum
Pelecehan Seksual di Unand: Sebuah Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Harus Diperhatikan
Reformasi atau Represi? Tantangan dan Harapan dalam Menyelesaikan Kasus Pelecehan Seksual di Dunia Akademik