PITUTUR.id - Pasukan Cakrabirawa adalah salah satu pasukan elit yang pernah ada di Indonesia. Pasukan ini dibentuk oleh Presiden Soekarno pada tahun 1962 sebagai pengamanan khusus bagi dirinya dan keluarganya.
Namun, pasukan ini juga menjadi kontroversial karena dituduh terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 yang menewaskan enam jenderal TNI AD.
Latar Belakang Pembentukan Cakrabirawa
Pasukan Cakrabirawa diresmikan oleh Soekarno di Wina, Austria pada 6 Juli 1963. Pembentukan Cakrabirawa dilatarbelakangi oleh banyaknya kejadian penyerangan presiden yang membahayakan presiden.
Misalnya, pada tahun 1957, Soekarno nyaris menjadi korban bom di Istana Merdeka. Pada tahun 1959, Soekarno juga hampir menjadi sasaran tembak saat berkunjung ke Sumatera Selatan. Pada tahun 1962, Soekarno juga mengalami percobaan pembunuhan saat berada di Bali.
Pasukan ini diberi nama Tjakrabirawa (Cakrabirawa) karena Soekarno suka dengan pertunjukkan wayang kulit. Nama Cakrabirawa berasal dari kata cakra yang berarti roda dan birawa yang berarti gagah berani.
Cakrabirawa juga merupakan nama salah satu senjata milik Batara Wisnu, salah satu dewa dalam agama Hindu. Soekarno berharap pasukan ini dapat melindungi dirinya seperti senjata Cakrabirawa yang melindungi Batara Wisnu.
Cakrabirawa memiliki Komandan Letnan Sabur. Sabur adalah seorang perwira TNI AD yang pernah bertugas di Divisi Siliwangi. Sabur dipilih oleh Soekarno karena dianggap loyal dan berani.
Sabur juga dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), salah satu partai politik yang mendukung Soekarno.
Struktur dan Tugas Cakrabirawa
Pasukan Cakrabirawa (Tjakrabirawa) dibentuk pada 6 Juni 1962 bertepatan dengan peringatan hari lahir Presiden Sukarno.
Resimen Cakrabirawa adalah pasukan pengamanan presiden yang kemudian disebut-sebut terlibat dengan Gerakan 30 September (G30S) 1965 dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Resimen Cakrabirawa terdiri dari gabungan pasukan TNI Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), dan Kepolisian Republik Indonesia. Pasukan ini berjumlah sekitar 2.000 orang yang terbagi menjadi beberapa batalyon.
Batalyon I bertugas mengawal presiden dan keluarganya. Batalyon II bertugas mengawal istana-istana presiden. Batalyon III bertugas mengawal tamu-tamu negara yang berkunjung ke Indonesia. Batalyon IV bertugas mengawal acara-acara kenegaraan yang dihadiri oleh presiden.
Tugas utama Cakrabirawa adalah melindungi presiden dari segala ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pasukan ini juga bertanggung jawab atas keamanan dan kenyamanan presiden dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan.
Pasukan ini juga berperan sebagai penghubung antara presiden dan berbagai pihak, seperti partai politik, organisasi massa, dan tokoh-tokoh masyarakat.
Artikel Terkait
Kenapa sih orang-orang Komunis itu selalu identik dengan anti-agama?
Profil Nardinata Marshioni Suhaimi, Disebut Adik Bungsu Jusuf Hamka yang Menyamar Jadi Laki-laki
Daun Pandan, Si Hijau Wangi yang Bisa Jadi Obat
Silsilah Keluarga Jusuf Hamka dan Fakta Mengejutkan tentang Nardinata, Benarkah Mereka Saudara Kandung?
Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC serta Pengetahuan Penting untuk Kesehatan Kulit Anda