Baca Juga: Kenapa sih orang-orang Komunis itu selalu identik dengan anti-agama?
Keterlibatan Cakrabirawa dalam G30S
Setelah G30S 1965, tepatnya sejak 28 Maret 1966, peran Cakrabirawa sebagai pasukan pengamanan presiden beserta keluarganya dihapuskan.
Hal ini karena ada sebagian anggota atau pemimpin Pasukan Cakrabirawa yang ditengarai terlibat dengan peristiwa G30S 1965 atau Gerakan 1 Oktober (Gestok) 1965 yang menyeret pengaruh PKI.
Pasukan Cakrabirawa langsung tercoreng setelah beberapa anggotanya terpengaruh PKI dan menjadi eksekutor dalam aksi G30S /PKI. Peristiwa G-30-S didalangi PKI pimpinan DN Aidit dan Letkol Untung yang Komandan Resimen Cakrabirawa atau Pasukan Cakrabirawa.
Mereka berencana untuk melakukan kudeta terhadap pemerintahan Soekarno dengan membunuh sejumlah jenderal TNI AD yang dianggap sebagai penghalang.
Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, sekitar 150 anggota Cakrabirawa bersenjata lengkap mendatangi rumah-rumah jenderal TNI AD yang menjadi target pembunuhan.
Mereka berhasil membunuh enam jenderal, yaitu Ahmad Yani, Suprapto, MT Haryono, Sutoyo, Siswondo Parman, dan DI Panjaitan. Hanya satu jenderal yang selamat, yaitu Nasution, karena berhasil melompat dari pagar rumahnya. Namun, putrinya, Ade Irma Suryani, tertembak dan meninggal.
Setelah melakukan pembunuhan, para pelaku membawa jenazah-jenazah jenderal ke Lubang Buaya, sebuah tempat latihan Cakrabirawa di pinggiran Jakarta.
Di sana, jenazah-jenazah jenderal disiksa dan dimutilasi oleh anggota-anggota PKI dan Gerwani, sayap perempuan PKI. Kemudian, jenazah-jenazah jenderal dimasukkan ke dalam sumur-sumur yang ada di lokasi tersebut.
Sementara itu, Letkol Untung dan sejumlah perwira lainnya mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi yang mengklaim telah menggulingkan pemerintahan Soekarno.
Mereka juga mengumumkan bahwa Soekarno telah diselamatkan dan berada di bawah perlindungan mereka. Namun, rencana kudeta ini gagal karena tidak mendapat dukungan dari rakyat dan sebagian besar angkatan bersenjata.
Pasukan-pasukan loyalis yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto berhasil mengatasi gerakan pemberontak dan mengembalikan keamanan negara.
Akibat dan Nasib Cakrabirawa
Peristiwa G30S 1965 menjadi titik balik dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini menimbulkan berbagai dampak, baik politik, sosial, maupun ekonomi.
Salah satu dampaknya adalah runtuhnya kekuasaan Soekarno dan naiknya kekuasaan Soeharto. Soekarno yang sebelumnya menjadi presiden seumur hidup, akhirnya diganti oleh Soeharto yang menjadi presiden selama 32 tahun.
Artikel Terkait
Kenapa sih orang-orang Komunis itu selalu identik dengan anti-agama?
Profil Nardinata Marshioni Suhaimi, Disebut Adik Bungsu Jusuf Hamka yang Menyamar Jadi Laki-laki
Daun Pandan, Si Hijau Wangi yang Bisa Jadi Obat
Silsilah Keluarga Jusuf Hamka dan Fakta Mengejutkan tentang Nardinata, Benarkah Mereka Saudara Kandung?
Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC serta Pengetahuan Penting untuk Kesehatan Kulit Anda