Tak Hanya Pinjamkan Dana Selangit, Ternyata China Juga Kuasai 40 Persen Saham di Proyek Kereta Cepat Whoosh

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2023 mengatur tata cara pelaksanaan pemberian penjaminan pemerintah untuk percepatan penyelenggaraan prasarana dan sarana kereta cepat antara Jakarta dan Bandung.

Penjaminan ini diperlukan karena PT KAI, yang menjadi ketua konsorsium PSBI, harus mencari dana tambahan akibat biaya pembangunan yang membengkak.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia akan segera menangani masalah pembengkakan biaya proyek Whoosh bersama dengan pemerintah China di Beijing.

Baca Juga: Jangan Sampai Ketinggalan, Ini Cara Daftar Naik Kereta Cepat Whoosh Gratis hingga Pertengahan Oktober 2023

Komisi VI DPR RI telah menyetujui tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2022 sebesar Rp3,2 triliun kepada PT KAI untuk memastikan kelancaran proyek ini.

Proyek kereta cepat ini memiliki tujuan besar, yaitu meningkatkan konektivitas antara Jakarta dan Bandung serta mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua kota tersebut.

Kereta Cepat Whoosh mampu mengangkut sekitar 18 ribu penumpang per hari dengan kecepatan maksimal 350 kilometer per jam, mengurangi waktu tempuh antara kedua kota tersebut menjadi hanya sekitar 40 menit.

Baca Juga: Jokowi Soal Kemungkinan Kereta Cepat Berlanjut hingga Surabaya: Studi Pemrakarsa Akan Rampung Dua Pekan

Tarif tiket Whoosh diperkirakan berkisar antara Rp250.000 hingga Rp350.000 per orang per sekali jalan.

Proyek ini telah dimulai sejak tahun 2015, tetapi mengalami penundaan hingga tahun 2022 karena pandemi Covid-19 dan kendala lainnya.

Hari ini, Senin (2/10/2023), proyek tersebut akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, dan mencatat capaian luar biasa dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Baca Juga: Whoosh, Kereta Cepat yang Bikin Warganet Gagal Fokus

Kereta Cepat Whoosh bukan hanya sarana transportasi modern yang mengesankan, tetapi juga simbol kerja sama antara Indonesia dan China dalam menghadapi tantangan besar pembangunan infrastruktur.

Dengan pengalaman, keahlian, otoritas, dan kepercayaan yang kuat, proyek ini menandai era baru konektivitas dan pertumbuhan di Asia Tenggara.