Baca Juga: Inilah Prediksi 6 Tren Makanan dan Minuman yang Akan Menjadi Favorit di Tahun 2024
Jantung kita akan berdetak lebih cepat, napas kita akan menjadi lebih pendek, dan keringat kita akan keluar lebih banyak.
Tubuh kita juga akan melepaskan hormon endorfin dan dopamin, yang bisa mengurangi rasa sakit dan membuat kita merasa senang.
Inilah yang membuat banyak orang merasa puas dan ketagihan setelah makan pedas.
Ada Orang yang Lebih Tahan Pedas
Tapi tidak semua orang merasakan pedas dengan cara yang sama. Ada orang yang lebih tahan pedas daripada orang lain.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik, budaya, dan kebiasaan.
Faktor genetik bisa menentukan jumlah reseptor rasa sakit yang kita miliki di lidah dan mulut kita.
Semakin sedikit reseptor rasa sakit yang kita miliki, semakin tahan pedas kita.
Faktor budaya dan kebiasaan juga berpengaruh pada toleransi kita terhadap rasa pedas.
Orang-orang yang tinggal di daerah beriklim tropis cenderung lebih suka makan pedas daripada orang-orang yang tinggal di daerah beriklim dingin.
Hal ini karena makanan pedas bisa membantu mengawetkan makanan dan membunuh bakteri dan jamur yang bisa menyebabkan penyakit.
Makanan pedas juga bisa membantu menghangatkan tubuh dan meningkatkan metabolisme.
Baca Juga: Nasi Jamblang: Makanan Kaum Buruh yang Kini Jadi Kuliner Elit Khas Cirebon
Kebiasaan makan pedas juga bisa melatih otak kita untuk terbiasa dengan rasa sakitnya.
Artikel Terkait
Nasi Jamblang: Makanan Kaum Buruh yang Kini Jadi Kuliner Elit Khas Cirebon
Inilah Prediksi 6 Tren Makanan dan Minuman yang Akan Menjadi Favorit di Tahun 2024
Lab-Grown Meat: Inovasi Makanan Masa Depan yang Menggantikan Pembuahan Hewan Hidup
Daging Kuda Mentah: Kenapa Makanan Ini Populer di Jepang?
Produk Makanan Ini Mengandung Karmin yang Diharamkan LBMNU Jawa Timur, Apa Saja?