Nasi Jamblang: Makanan Kaum Buruh yang Kini Jadi Kuliner Elit Khas Cirebon

Photo Author
- Senin, 11 September 2023 | 11:04 WIB
Nasi Jamblang khas Cirebon (Handari Probosiwi)
Nasi Jamblang khas Cirebon (Handari Probosiwi)

PITUTUR.idCirebon adalah sebuah daerah yang kaya akan kuliner khas, sehingga selalu berhasil mengundang pengunjung untuk menjelajahi kekayaan rasa dan tradisi kuliner di kota ini.

Salah satu hidangan yang wajib dicoba bagi siapa pun yang berkunjung ke Cirebon adalah Sega Jamblang atau yang lebih dikenal sebagai Nasi Jamblang.

Hidangan ini dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan Pantura Cirebon, bahkan ketika Anda sudah berada di dalam Kota Cirebon. Baik restoran maupun tenda di pinggir jalan menyajikan hidangan lezat ini.

Hal yang membuat Nasi Jamblang begitu khas adalah cara nasi ini dibungkus menggunakan daun jati, sehingga nasi menjadi pulen dan memiliki cita rasa yang unik.

Biasanya, satu porsi nasi Jamblang memiliki ukuran yang kecil, setara dengan satu kepalan tangan.

Ukurannya yang relatif kecil ini membuat Anda umumnya harus memesan minimal dua bungkus nasi untuk satu kali makan.

Lauk-pauk yang beragam disajikan dalam prasmanan, memberikan Anda berbagai pilihan untuk menikmati hidangan ini.

Baca Juga: Empal Gentong: Kuliner Khas Cirebon dan Warisan Perkawinan Budaya di Masa Lalu

Asal-usul Nasi Jamblang memiliki cerita menarik di balik namanya yang unik. Nama "jamblang" sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan buah jamblang.

Sebagaimana dikutip dari PergiKuliner, nama tersebut diambil dari nama daerah asal pertama sang penjual.

Penggunaan daun jati dalam pembungkus nasi adalah salah satu yang membuatnya berbeda dari nasi campur atau nasi liwet lainnya.

Awalnya, Nasi Jamblang diperuntukkan bagi para buruh dan pekerja paksa yang bekerja pada masa penjajahan Belanda.

Mereka sedang membangun Jalan Raya Pos yang menghubungkan Anyer ke arah Panarukan dan melewati wilayah Cirebon.

Seiring dengan bertambahnya jumlah buruh yang bekerja, variasi lauk-pauk dalam Nasi Jamblang juga diperbanyak, agar para pekerja dapat lebih puas menikmati makanan mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Prasetyo Aditya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X