Diagnosis Mati Otak: Apa yang Perlu Anda Ketahui?

Pengujian apnea

Pengujian apnea adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah pasien masih bisa bernapas sendiri tanpa bantuan ventilator.

Ventilator adalah alat yang membantu pasien bernapas dengan mengalirkan udara ke paru-paru.

Tes ini dilakukan dengan cara melepaskan ventilator dari pasien selama beberapa menit sambil memantau denyut nadi dan kadar oksigen darah.

Jika pasien tidak menunjukkan upaya untuk bernapas atau kadar oksigen darahnya turun drastis, artinya pasien mengalami apnea atau ketidakmampuan bernapas.

Baca Juga: Mengapa Operasi Amandel Bisa Berujung Mati Batang Otak? Ini Penjelasan Medisnya

Tes penunjang

Selain pemeriksaan fisik dan pengujian apnea, dokter juga bisa melakukan beberapa tes penunjang untuk memastikan diagnosis mati otak. Tes penunjang ini meliputi:

- Elektroensefalografi (EEG), untuk mengukur aktivitas listrik pada otak pasien. Pada pasien yang sudah meninggal, aktivitas gelombang atau listrik otaknya tidak lagi terdeteksi.

- Pemeriksaan listrik jantung (EKG), untuk menilai aktivitas listrik dan detak jantung.

- Tes pencitraan, seperti angiografi, CT scan, MRI, dan USG Doppler, untuk mengetahui kondisi otak dan mendeteksi aliran darah ke otak.

Itulah beberapa cara mendiagnosis mati otak yang perlu Anda ketahui.

Diagnosis ini harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti oleh dokter yang ahli di bidang saraf.

Jika Anda memiliki kerabat atau kenalan yang mengalami kondisi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. ***