PITUTUR.id - Menyongsong Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024, tidak hanya kualifikasi akademis yang menjadi fokus utama calon pegawai negeri sipil. Persiapan mental juga menjadi hal krusial yang tidak boleh diabaikan.
Salah satu tantangan psikologis yang seringkali dihadapi adalah impostor syndrome, sebuah fenomena yang dapat menghambat potensi dan kinerja seseorang, terutama dalam konteks seleksi yang kompetitif ini.
Impostor syndrome, yang dikenal luas sejak diperkenalkan pada tahun 1978 oleh Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes, merujuk pada kondisi psikologis di mana seseorang meragukan kemampuan dan keberhasilannya sendiri.
Ini bukanlah gangguan jiwa tapi seringkali memicu rasa cemas, stres, bahkan depresi pada individu yang mengalaminya, terutama mereka yang berprestasi tinggi tetapi merasa tidak pantas dengan pencapaian mereka.
Baca Juga: Setelah Dinyatakan Lolos Seleksi CPNS 2024, Apa Langsung Berstatus PNS? Ini Jawabannya
Dalam konteks seleksi CPNS 2024, kehadiran impostor syndrome dapat memiliki dampak yang signifikan. Pegawai atau peserta yang mengalami kondisi ini mungkin merasa tidak layak atau tidak kompeten untuk diterima dalam jabatan yang mereka bidik, meskipun memiliki kualifikasi yang sesuai.
Hal ini dapat mengganggu produktivitas, kreativitas, bahkan mempengaruhi interaksi sosial di lingkungan kerja.
Tri Hayuning Tyas, seorang Psikolog Klinis dari UGM, menjelaskan bahwa impostor syndrome tidak pandang bulu terhadap jenis kelamin atau latar belakang. Baik pria maupun wanita dapat merasakannya, terutama dalam situasi kompetitif seperti seleksi CPNS.
Individu cenderung membandingkan diri mereka dengan rekan-rekan yang dianggap lebih kompeten, dan merasa terancam oleh kemungkinan kegagalan.
Baca Juga: Bedah Tugas dan Tanggung Jawab Arsiparis, Jabatan yang Banyak Diminati di Seleksi CPNS 2024
Dampak negatif impostor syndrome dapat berupa penurunan produktivitas, peningkatan turnover, serta meningkatnya konflik. Ini tentu menjadi keprihatinan bagi para peserta untuk mempertahankan kinerja optimal dan memastikan kelangsungan motivasi belajar.
Namun, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi impostor syndrome.
1. Terima bahwa perasaan ini umum dirasakan oleh banyak orang
Artikel Terkait
Pemkab Bangkalan Akan Pindah Pemotongan Kapal Ilegal di Kamal, Pj Bupati: Kita Akan Tertibkan
Tak Hanya Anak-anak, Kartun 'Bluey' Juga Disukai Orang Dewasa Karena Hal Ini
Dibintangi Zendaya, Series 'Euphoria' Musim Ketiga Mulai Syuting pada Januari 2025
Sepasang Lansia Ditemukan Membusuk, Kapolsek Jonggol Ungkap Kondisi Terkini Jenazah
Sering Dijadikan Ide Film, Yuk Kenalan dengan Spin-Off dalam Industri Hiburan yang Banyak Dinanti Penonton