PITUTUR.id - Pemerintah Kota Yogyakarta sedang memperkenalkan serangkaian kebijakan baru untuk menghadapi masalah serius penanganan sampah di kota ini. Salah satu langkah utama adalah mendorong warga untuk aktif dalam pemilahan sampah sejak dari rumah masing-masing.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, mengumumkan bahwa telah diberlakukan jadwal resmi untuk pembuangan sampah di depo dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di kota ini, yang diatur berdasarkan jenis sampah.
"Kami berharap agar masyarakat mulai melakukan pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya, termasuk organik, anorganik, serta residu organik dan anorganik," jelas Sugeng dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Yogyakarta Melalui Museum Kotagede
Surat Edaran Nomor 100.3.4/476 telah mengatur kewajiban masyarakat untuk mengelola sampah organik secara mandiri menggunakan berbagai metode, seperti biopori, komposter, atau melalui mitra pengelolaan sampah organik.
Jadwal pembuangan sampah di depo-depo Kota Yogyakarta telah ditetapkan untuk mengatur penanganan sampah dengan lebih teratur. Misalnya, hari Senin diperuntukkan bagi sampah residu anorganik, Selasa untuk residu organik, Kamis untuk residu anorganik, dan Jumat untuk residu organik. Hari Rabu dan Minggu, depo sampah tutup untuk memberi kesempatan bagi pengelolaan dan pembersihan.
Sugeng juga menegaskan pentingnya kerjasama aktif dari masyarakat dalam mematuhi kebijakan ini untuk memastikan penanganan sampah yang efektif dan terkendali.
Baca Juga: Goa Kidang Kencono Yogyakarta, Cocok Bagi Kamu yang Ingin Memacu Adrenalin
Pemerintah setempat telah menyiagakan minimal satu truk di setiap depo untuk mempermudah pengangkutan sampah ke tempat pengelolaan, dengan harapan mengurangi risiko penumpukan sampah di jalanan.
Di samping langkah-langkah operasional ini, Pemkot Yogyakarta juga sedang mengembangkan berbagai metode pengelolaan sampah yang lebih maju, termasuk pembuatan Refuse Derived Fuel (RDF) dan potensi penggunaan insinerator.
Meski penggunaan insinerator masih menjadi kontroversi karena dampak polusi yang ditimbulkan, Sugeng menyebut bahwa banyak negara, termasuk Singapura yang dikenal peduli terhadap lingkungan, telah berhasil mengimplementasikannya.
Baca Juga: Berdiri Sejak Tahun 1970, Warung Makan Favorit di Yogyakarta Ini Tetap Eksis Hingga Sekarang, Lokasinya...
Dengan demikian, upaya ini bukan hanya untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran lingkungan serta menciptakan solusi berkelanjutan dalam penanganan sampah di Kota Yogyakarta.***
Artikel Terkait
Ramai Soal Nahdliyin Temui Presiden Israel, Siapa Mereka?
Operasi Patuh Semeru Bangkalan Digelar Hingga Wilayah Kecamatan, Catat Jadwal dan Sasaran Pelanggarannya
Beri Waktu 1 Minggu, Walikota Surabaya Minta Dishub Benahi Kinerja dan Tangani Parkir Liar
Olimpiade Paris 2024, Fajar dan Rian Satu Grup Dengan Pasangan Prancis yang Menang Banding
Curi Motor Hingga Mobil Pakai Modus Pesan Ojol, Dua Pria Asal Sampang Ditangkap Polisi Bangkalan