Kejengkelan Jokowi pada Anak Buahnya, Sebut 'Bodoh' karena APBN-APBD Dibuang untuk Belanja Produk Impor

Photo Author
- Selasa, 3 Oktober 2023 | 15:38 WIB
Presiden Joko Widodo (Biro Pers)
Presiden Joko Widodo (Biro Pers)

PITUTUR.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjukkan kejengkelannya terhadap kebiasaan instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, yang masih banyak menggunakan dana APBN, APBD, dan BUMN untuk belanja barang impor.

Dalam sambutannya pada Pembukaan Rakornas Korpri pada Selasa (3/10/2023), Jokowi mengulang kata 'bodoh' yang pernah ia ucapkan sebelumnya terkait hal ini.

"Bagaimana kita mau menggerakkan UMKM, menggerakkan ekonomi kita kalau belanjanya masih tidak berorientasi pada produk dalam negeri?" kata Jokowi.

Baca Juga: Pemerintah Sebut Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dijamin APBN, Jokowi: Tanya Bu Menkeu

Belanja Impor Masih Tinggi

Jokowi menyebut, data yang dimilikinya menunjukkan bahwa porsi dana APBN yang dipakai untuk belanja barang impor masih 31 persen.

Sementara itu, untuk APBD, porsi uang yang digunakan untuk belanja produk impor masih 44 persen.

Di BUMN malah, porsi uang yang dipakai untuk membeli produk impor masih mencapai 54 persen.

"Bodoh sekali kita. Hati-hati saya sampaikan ke semua dinas. Kita kumpulkan pendapatan itu sulit sekali, income daerah, income negara sangat sulit sekali, kemudian belanjanya barang impor. Ini selalu saya ingatkan," kata Jokowi dengan nada kesal.

Baca Juga: Jokowi Bangun IKN, Dari Awal Dicibir hingga Kini Dipuji

Jokowi mengatakan, kebiasaan belanja barang impor harus dikurangi karena tidak memberikan manfaat ke ekonomi dalam negeri, terutama terhadap UMKM.

Belanja impor itu justru menguntungkan negara lain.

"Apa benar kebiasaan seperti ini(belanja impor)? Sekda, sesmen, dirjen sampaikan, ini tidak benar. Mengumpulkan uang ini sangat sulit, belanjanya yang menikmati mereka (negara lain)," ujar Jokowi.

Tidak Hanya Sekali

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ahmad Bastoni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X