Pacu Jalur, Tradisi Mendayung yang Menjadi Kebanggaan Kuansing

Photo Author
- Senin, 28 Agustus 2023 | 13:00 WIB
Pacu Jalur adalah salah satu tradisi masyarakat Kuansing, Riau. Tradisi ini cukup populer belakangan ini (Kuansingkab)
Pacu Jalur adalah salah satu tradisi masyarakat Kuansing, Riau. Tradisi ini cukup populer belakangan ini (Kuansingkab)

PITUTUR.id - Pacu Jalur adalah salah satu tradisi budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau.

Tradisi ini merupakan perlombaan mendayung perahu atau sampan atau kano yang terbuat dari kayu gelondongan atau kayu utuh tanpa sambungan.

Masyarakat setempat menyebut perahu itu sebagai jalur, sehingga perlombaan ini dinamakan pacu jalur.

 

Pacu Jalur sudah ada sejak lebih dari 100 tahun yang lalu. Menurut sejarah, tradisi ini bermula dari zaman penjajahan Belanda, ketika masyarakat Kuansing merayakan hari jadi Ratu Wilhelmina dengan mengadakan perlombaan mendayung di sungai Batang Kuantan.

Setelah Indonesia merdeka, tradisi ini dilanjutkan untuk merayakan hari raya agama Islam seperti Idul Fitri.

Kini, tradisi ini diselenggarakan untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia setiap bulan Agustus.

 

Baca Juga: Mengenal Kejawen, Identitas dan Cara Pandang Masyarakat Jawa terhadap Kehidupan

 

Pacu Jalur tidak hanya sekadar perlombaan mendayung biasa, tetapi juga memiliki nilai-nilai budaya, sosial, dan religi yang tinggi.

Pacu Jalur merupakan simbol persatuan, kebersamaan, dan kekompakan masyarakat Kuansing.

Pacu Jalur juga merupakan wujud penghormatan kepada leluhur dan Tuhan Yang Maha Esa.

Pacu Jalur juga menjadi sarana untuk melestarikan alam dan lingkungan, karena perahu yang digunakan harus terbuat dari kayu alami tanpa bahan kimia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Yusron Hidayatullah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X