Kasus DBD di Bangkalan hingga Mei 2024 Alami Lonjakan Dibanding Tahun Lalu, Angkanya Nyaris Dua Kali Lipat, Ini Penyebabnya

Photo Author
- Senin, 6 Mei 2024 | 18:59 WIB
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bangkalan, Mariamah (PITUTUR.id/Surya Rahman Pradopo)
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bangkalan, Mariamah (PITUTUR.id/Surya Rahman Pradopo)

PITUTUR.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, telah meningkat secara signifikan hingga Mei 2024, bahkan hampir 100 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data terbaru.

Pada tahun 2023, tercatat ada 74 kasus DBD dengan dua kematian.

Namun, dalam lima bulan pertama tahun 2024, jumlah kasus telah melonjak menjadi 129 kasus.

Baca Juga: Masuk Musim Peralihan Kasus DBD di Bangkalan Mulai Menurun, Warga Diminta Tetap Waspada

Anak-anak di Bangkalan menjadi kelompok yang paling terdampak, dengan aktivitas nyamuk Aedes Aegypti yang meningkat di siang hari menjadi penyebab utama.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bangkalan, Mariamah, mengungkapkan bahwa banyak orangtua mengabaikan gejala awal DBD pada anak-anak mereka dan seringkali menganggapnya sebagai demam biasa.

"Orangtua cenderung membawa anak-anak mereka ke fasilitas kesehatan hanya ketika kondisi sudah memburuk," kata Mariamah kepada Pitutur.id, Senin (6/5/2024).

Baca Juga: DBD di Bangkalan Tembus 129 Kasus hingga Mei 2024, Kenali Gejala dan Penanganannya Pada Anak Sebelum Terlambat

Mariamah menambahkan, kurangnya kesadaran tentang gejala DBD di kalangan orangtua di Bangkalan telah mendorong Dinas Kesehatan untuk meningkatkan sosialisasi tentang gejala dan pencegahan DBD.

"Kami terus berupaya menyebarkan informasi tentang gejala awal dan lanjutan DBD serta cara-cara pertolongan pertama yang dapat dilakukan," ujar dia.

Gejala awal dan lanjutan

Gejala awal DBD termasuk demam tinggi yang mendadak dan berlangsung selama 2-5 hari, kelemahan, lesu, bintik-bintik merah pada kulit, dan nyeri ulu hati.

Baca Juga: Wabah DBD di Bangkalan Mengkhawatirkan, Angka Kasus Capai 129 di Awal Mei 2024, Dinkes: Masyarakat Masih Anggap Remeh

Sedangkan gejala lanjutan dapat mencakup mimisan, muntah, dan diare, yang menunjukkan kerusakan pada pembuluh darah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Bastoni

Sumber: Pitutur.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X