PITUTUR.id - Nyamuk wolbachia adalah salah satu inovasi yang diharapkan dapat mengurangi penularan demam berdarah dengue (DBD), zika, dan chikungunya di Indonesia.
Nyamuk wolbachia adalah nyamuk aedes aegypti yang disuntik dengan bakteri wolbachia, yang dapat menghambat perkembangbiakan virus dalam tubuh nyamuk.
Nyamuk wolbachia kemudian dilepaskan ke lingkungan untuk kawin dengan nyamuk liar, sehingga menghasilkan keturunan yang juga terinfeksi wolbachia.
Dengan demikian, diharapkan populasi nyamuk yang dapat menyebarkan virus akan menurun secara signifikan.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Baskara Putra, Penyanyi-Penulis Lagu yang Memiliki Banyak Proyek Musik
Namun, inovasi ini tidak tanpa kontroversi. Beberapa kalangan masyarakat mengkhawatirkan dampak negatif dari pelepasan nyamuk wolbachia, seperti kemungkinan mutasi genetik, peningkatan populasi nyamuk, atau bahkan penularan bakteri wolbachia ke manusia.
Apakah kekhawatiran ini beralasan? Apakah nyamuk wolbachia benar-benar aman dan efektif?
Menurut Info Sihat, wolbachia adalah bakteri yang secara alami ada pada hampir 70 persen spesies serangga di dunia, termasuk lalat, lebah, kupu-kupu, dan nyamuk.
Bakteri ini tidak berbahaya kepada manusia, hewan, dan alam sekitar. Nyamuk wolbachia juga tidak mengubah genetik nyamuk aedes aegypti, melainkan hanya menambahkan bakteri yang sudah ada di lingkungan kita.
Nyamuk wolbachia juga tidak akan meningkatkan populasi nyamuk, karena nyamuk yang terinfeksi wolbachia akan bersaing dengan nyamuk liar untuk sumber daya, dan nyamuk yang terinfeksi wolbachia cenderung lebih lemah dan lebih mudah mati.
Baca Juga: World Mosquito Program: Program Pemberantasan Demam Berdarah dengan Nyamuk Wolbachia di Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian di beberapa negara, seperti Australia, Vietnam, Brazil, dan Kolombia, nyamuk wolbachia telah terbukti dapat menurunkan angka penularan DBD hingga lebih dari 70 persen.
Di Indonesia, nyamuk wolbachia telah dilepaskan di lima kota, yaitu Jakarta Barat, Yogyakarta, Denpasar, Buleleng, dan Probolinggo.
Program ini mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, dan World Mosquito Program.
Artikel Terkait
Daftar Susu Formula yang Diduga Produk Israel, MUI Ajak Masyarakat Boikot
Mantan Menkes Siti Fadilah Kritik Program Nyamuk Wolbachia, Sebut Mengusik Keseimbangan Ekosistem dan Kesehatan
World Mosquito Program: Program Pemberantasan Demam Berdarah dengan Nyamuk Wolbachia di Indonesia
Mengenal Lebih Dekat Baskara Putra, Penyanyi-Penulis Lagu yang Memiliki Banyak Proyek Musik