PITUTUR.id - Dalam sepekan terakhir, cuaca ekstrem berupa hujan lebat turut memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di beberapa daerah khususnya di Provinsi Gorontalo.
Menurut keterangan tertulis dari Unit Prakiraan Cuaca (Forecaster) BMKG Gorontalo, berdasarkan pantauan dinamika atmosfer saat ini, perkembangan kondisi cuaca di wilayah Gorontalo selama sepekan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam skala regional dan lokal. Faktor-faktor tersebut meliputi:
1. Terpantau aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) yang saat ini sudah mulai memasuki wilayah Indonesia.
MJO diketahui merupakan aktivitas intra-seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
Baca Juga: Ramai Tagar #PrayForGorontalo, Ini Pengertian dan Penyebab Banjir Bandang yang Perlu Diketahui
2. Kemudian kondisi ini diperkuat dengan adanya aktifitas Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang memberikan konstribusi dalam potensi terjadinya hujan.
3. Selain itu, faktor lain yang turut memperkuat potensi tersebut adalah terbentuknya pola konvergensi (pertemuan angin) dan shearline (belokan angin) di sekitar wilayah Gorontalo.
4. Dan kondisi ini juga di dukung oleh faktor lokal dari wilayah Gorontalo yang cukup kuat sehingga memicu proses pertumbuhan awan hujan signifikan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Gorontalo.
Baca Juga: Banjir Bandang di Gorontalo: 6 Kecamatan Tenggelam, Aktivitas Warga Lumpuh
Dengan memperhatikan kondisi dinamika atmosfer, maka perlu diwaspadai adanya dampak hujan lebat di wilayah Gorontalo berdasarkan IBF (Impact Base Forecast) dari tanggal 10 sampai 12 Juli 2024.
Sementara beberapa wilayah terdampak meliputi Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Boalemo.
BMKG Gorontalo menghimbau kepada masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.
Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.
Artikel Terkait
El Nino Segera Berakhir, BMKG Peringatkan Masyarakat Indonesia untuk Hadapi Potensi Bencana di Awal Tahun
Sungai Jalan Cakalang Kembali Meluap, Kota Palopo Hadapi Bencana Lagi
Begini Tanggapan BMKG Usai Terhadi Bencana Banjir Bandang Lahar Dingin di Sumatera Barat: Daerah Tak Memberi Respon
Banjir Bandang di Gorontalo: 6 Kecamatan Tenggelam, Aktivitas Warga Lumpuh
Ramai Tagar #PrayForGorontalo, Ini Pengertian dan Penyebab Banjir Bandang yang Perlu Diketahui