PITUTUR.id - Warga Pesisir Selatan, Sumatera Barat, dikejutkan dengan kabar bahwa ada bayi laki-laki berusia lima bulan yang diduga hamil. Bayi yang bernama AA itu memiliki perut yang membengkak dan tampak seperti orang hamil.
Baca Juga: Perbandingan Wisata Jembatan Kaca di China vs Jembatan Kaca The Geong Banyumas Yang Memakan Korban
Orang tua bayi, Hendi dan Usmaina, mengatakan bahwa mereka awalnya mengira anak mereka hanya sakit perut biasa.
Namun, setelah membawa bayi itu ke rumah sakit di Painan, mereka mendapat informasi yang mengejutkan.
"Dari hasil pemeriksaan dokter, anak saya dinyatakan terkena kanker sejak berusia satu bulan karena mengalami pembengkakan di bagian perutnya. Terus dirujuk ke RSUP M Jamil Kota Padang untuk dilakukan USG. Dari hasil pemeriksaan USG, dinyatakan hamil karena ditemukan janin bayi di dalam perut anak saya dan sudah berusia 4 bulan," kata Hendi.
Namun, menurut ahli radiologi RSUP M Jamil, dokter Tuti Handayani, bayi AA bukan hamil, melainkan mengalami kondisi langka yang disebut fetus in fetu. Ini adalah kasus di mana ada janin yang tidak berkembang dan terjebak di dalam tubuh saudara kembarnya.
"Dugaan pertama, di dalam perut AA ada janin yang merupakan saudara kembarnya. Dugaan kedua, ada tumor teratoma yang berisi jaringan seperti rambut, gigi, atau tulang," kata dokter Tuti.
Baca Juga: Ahmad Dhani Memohon Maaf Gara-Gara Kampanye Kontroversial di Tasikmalaya
Dokter Tuti menambahkan bahwa untuk memastikan diagnosis tersebut, bayi AA harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut seperti MRI atau biopsi.
Jika benar ada janin kembar di perutnya, maka bayi AA harus segera dioperasi untuk mengeluarkannya.
"Janin kembar itu bisa menjadi parasit bagi bayi AA dan mengganggu pertumbuhannya. Operasi harus dilakukan secepatnya agar tidak membahayakan nyawa bayi AA," ujar dokter Tuti.
Sementara itu, spesialis bedah anak RSUP M Jamil, dokter Rizki Adriansyah, mengatakan bahwa operasi untuk mengangkat janin kembar itu tidak mudah dan membutuhkan tim medis yang ahli.
Ia juga mengatakan bahwa kasus fetus in fetu ini sangat jarang terjadi dan baru pertama kali ia temui.
"Operasi ini memerlukan tim medis yang terdiri dari ahli bedah anak, ahli anestesi, ahli radiologi, ahli patologi anatomi, dan perawat. Operasi ini juga berisiko tinggi karena bisa menyebabkan perdarahan atau infeksi. Kasus ini sangat langka dan baru pertama kali saya lihat," kata dokter Rizki.
Artikel Terkait
Tragedi The Geong, Jembatan Kaca Pertama di Indonesia yang Pecah dan Tewaskan Satu Wisatawan
Berita Kekinian: Polda Metro Jaya Serbu Rumah Ketua KPK Firli Bahuri!
Gara - gara Ini Ahmad Dhani Kapok Kampanyekan Prabowo Sebagai Calon Presiden di Depan Publik
Satu Wisatawan Tewas di Jembatan Kaca The Geong Banyumas, Kaca Pecah Saat Melintas
Perbandingan Wisata Jembatan Kaca di China vs Jembatan Kaca The Geong Banyumas Yang Memakan Korban