nasional

Tak Hanya Pinjamkan Dana Selangit, Ternyata China Juga Kuasai 40 Persen Saham di Proyek Kereta Cepat Whoosh

Senin, 2 Oktober 2023 | 21:52 WIB
Presiden Joko Widodo saat menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Instagram/Jokowi)

PITUTUR.id - Kereta cepat pertama di Asia Tenggara yang menghubungkan ibu kota Jakarta dengan Bandung yang padat penduduk telah diresmikan, Senin (2/10/2023).

Kereta cepat yang diberi nama 'Whoosh' ini bukan hanya sebuah prestasi teknik yang mengesankan, tetapi juga mencerminkan kerja sama mendalam antara Indonesia dan China dalam proyek infrastruktur besar.

Meski demikian, pencapaian bagi Indonesia dengan mewujudkan Kereta Cepat Whoosh juga dihantui dengan jumlah utang yang tinggi atas China.

Baca Juga: Pro dan Kontra Proyek Kereta Cepat yang Disindir Tidak Balik Modal Sampai Kiamat

Bahkan, selain China terlibat meminjamkan dana selangit kepada Indonesia, negara berjuluk Tirai Bambu ini juga menguasai saham Kereta Cepat dengan nilai yang lumayan besar.

Indonesia memang memegang kendali atas sebagian besar saham dalam proyek kereta cepat tersebut.

Namun, China juga bisa saja menentukan arah atas proyek kereta cepat tersebut.

Kereta cepat "Whoosh" adalah buah kolaborasi antara Indonesia, melalui konsorsium BUMN yang diawasi oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan China, yang diwakili oleh Beijing Yawan HSR Co Ltd.

Keberhasilan proyek ini bukan hanya mengandalkan kerja sama, tetapi juga bergantung pada sumber pendanaan yang signifikan dari China.

Baca Juga: Fakta Menarik di Balik Kereta Cepat Whoosh, China Punya Saham Hampir Setengahnya

Meskipun demikian, Indonesia masih menguasai mayoritas saham dalam proyek ini.

Menurut informasi yang diperoleh dari laman resmi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembagian saham proyek Whoosh adalah 60 persen dimiliki oleh PSBI dan 40 persen oleh Beijing Yawan, yang merupakan konsorsium yang terdiri dari lima BUMN China, yaitu CRIC, Sinihydro, CRRC, CRSC, dan CREC.

Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai jaminan utang pembangunan proyek Whoosh.

Hal ini memicu kekhawatiran bahwa Indonesia dapat terperangkap dalam utang China yang berlebihan.

Halaman:

Tags

Terkini