Guru Tugas telah mengeluarkan episode terbarunya, yaitu episode kedua sejak 3 Mei 2024 lalu.
Film pendek asal Madura ini masih dianggap netizen melecehkan martabat para kiai, guru tugas, dan pondok pesantren karena jalan ceritanya yang terlalu dewasa.
Episode kedua film pendek Guru Tugas memiliki durasi 36 menit 31 detik, sedikit lebih panjang dibanding episode pertama.
Film masih menceritakan tentang seorang guru tugas bernama Supriyadi.
Supri adalah seorang santri yang diberi amanah oleh kiai pesantrennya untuk mengabdikan diri dan mengajar di Bangkalan, Madura.
Selama menjadi guru tugas, ia bertemu dengan seorang santriwati bernama Aini.
Awalnya, Richa, teman sesama santriwati Aini, menyadari bahwa mungkin ustadz mereka itu menyukai Aini.
Keduanya menyukai Supri sebagai ustadz baru mereka karena sifatnya yang kalem dan baik hati. Berbeda dengan ustadz sebelumnya yang galak dan suka mencubit.
Baca Juga: Wisata Outdoor Water Slide Pertama di Indonesia Ada di Pasuruan, Intip Keseruan Wisata Baru Ini
Sampai suatu hari, Aini dimintai tolong oleh bibinya untuk mengantar nasi pada Supri.
Setelah Aini berpamitan untuk pulang dan berjalan membelakangi ustadznya itu, Supri malah mengatakan sesuatu yang tidak pantas.
"Besar juga punya Aini. Apa ini ya, yang dibilang bokong Fortuner," ucapnya.
Walau diceritakan bahwa ucapannya tersebut hanya diucapkan lewat hati, netizen menganggap itu adalah hal yang tak seharusnya diucapkan, apalagi oleh seorang ustadz.
Karena episode pertama yang diakhiri dengan adegan tersebut, film pendek Guru Tugas banjir kritikan pedas.
Ternyata, episode keduanya pun dinilai makin panas. Hal ini semakin membuat netizen geram.
Pasalnya, Supri mulai terang-terangan menyuruh Aini untuk mendatangi rumahnya.
Setelah Aini datang, ia malah berpura-pura sakit dan minta Aini untuk mengerokinya.
Meski Aini sudah menolak, bahkan sampai menamparnya, ustadz cabul itu malah memaksa Aini berhubungan badan dengannya.
Setelah kejadian traumatis itu, Aini mencoba untuk menghindar.
Sayangnya, perilaku busuk Supri masih belum selesai sampai di situ.
Ia menitipkan surat untuk Aini kepada Richa. Tak sampai sana, ia bahkan memiliki rekaman tak senonoh dengan Aini.
Supri bahkan tak segan-segan mengancam Aini menggunakan video rekamannya, sehingga Aini tak bisa menolak ajakannya.
Perilaku bejat Supri membuat netizen khawatir karena Supri digambarkan sebagai sosok guru tugas.
Sosok Supri dinilai akan menjatuhkan nama baik pesantren dan orang-orang Madura yang terkenal dengan kehidupan santrinya.
Baca Juga: Ternyata Wisata Bedugul Bali Ada Di Pasuruan! Yuk Bagi yang Belum, Wajib Hukumnya Untuk Dikunjungi
Apalagi adegan saat Supri memaksa Aini untuk melepas pakaiannya, serta menyeret tangan Aini dengan kasar.
Bahkan, saat adegan di mana Supri menelepon rekannya Kurdi, juga jadi sorotan.
"Jangan main bola aja Kur, sambil cari-cari murid yang cantik," ujarnya.
"Saya di sini sudah nemu yang mantap segala-galanya. Body mantap, wajah juga cantik," jelasnya saat ditelepon.
Meski rekannya itu sudah mengingatkan dan menasehatinya, Supri tampak mengabaikan semua itu.
Adegan di mana Supri bernarasi seorang diri sembari mengagumi kecantikan Aini juga dipandang tidak senonoh.
Kata-kata yang dilontarkan terasa sangat vulgar menggunakan logat Madura yang khas, sesuai dengan latar film.
Mirip seperti episode pertama, episode kedua pada film ini pun masih dipenuhi dengan komentar negatif.
"Mencemarkan nama baik guru tugas saya selaku santri alumumni pesantren dn juga termasuk guru pengabdian merasa keberatan klo film seperti ini di tayangkan," komentar @Fajar_Ari304.
"Ini yg menyebabkan orang berprasangka buruk ke pondok pesantren terkhusus kepada ust Pondok panganpunten sak durunge," lanjutnya berkomentar.
"Saya sangat menyayangkan konten yg di buat akeloy ini,krna madura ini terkenal rakyat santri yg seharusnya santri mencontohkan hal baik," ujar @NailaMuazaroturRohmah.
Ia kemudian melanjutkan, "Seharusnya kita sesama santri mengharumkan nama santri/ust bukan malah menjatuhkan santri yg seharusnya jadi panutan...."
"Org Madura terkenal dgn Budi pekerti yg baik kepada Kiai, Guru, dan pesantren, tapi film ini menghina dan melecehkan Kiai, Guru, dan pesantren," protes @syukurahmad9054.
"Lebih ke 18+ semua , dari tutur kata dan adegan2 nya. Apalagi film ini rilis pada waktu tiap2 lembaga menjemput guru tugasnya," kritik @tuanputri5893.
Meski Akeloy Production mengklaim bahwa kisah dalam film diambil dari alur kisah nyata yang banyak terjadi di Madura, netizen tak bisa menerimanya.
Banyak netizen malah menganggap pihak Akeloy Production anti kritik dan tetap ingin menjatuhkan nama baik pihak pesantren dan para guru tugas.
Film tersebut dipermasalahkan karena banyaknya kata-kata dan adegan yang kurang pantas.
Apalagi saat ini, anak kecil pun sangat mudah untuk menjangkau channel tersebut karena internet.
Padahal, film pendek Guru Tugas episode kedua itu telah diberi keterangan sebagai tontonan 18 tahun ke atas.
Baik netizen maupun masyarakat khawatir, film ini akan memberi pengaruh buruk tentang pandangan terhadap para kiai, guru tugas, maupun pondok pesantren.
Sejak pertama kali dirilis, episode kedua Guru Tugas itu telah ditonton sebanyak lebih dadi 643 ribu kali, disukai lebih dari 14 ribu orang, dan mendapatkan lebih dari 10 ribu komentar.***
Artikel Terkait
Kuasa Hukum Korban Perundungan SD Yuwati Bhakti Laporkan Orang Tua Pelaku, Komite, Guru hingga Kepala sekolah ke Polres Sukabumi
7 Rekomendasi Film Adaptasi Novel Terbaik Sepanjang Masa, Gambarkan Konflik dan Perjuangan Kelas
Geram dengan Tayangan Film Pendek 'Guru Tugas' yang Dibuat Akeloy Production, Karena Dinilai Menjatuhkan Harga Diri Pesantren
Alih-Alih Dapat Pujian Karena Inspiratif, Film Pendek 'Guru Tugas' Malah Penuh Cibiran Penontonnya, Ternyata Ini Alasannya
Episode 2 Telah Rilis, Film Pendek Guru Tugas Masih Diharapkan Netizen Agar Segera Dihapus: Lebih Mengarah ke 18+ Semua