PITUTUR.id - Tradisi "Siraman Panjang" adalah salah satu upacara yang diadakan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon. Dalam upacara ini, air bekas cucian dari berbagai pusaka sering menjadi incaran warga.
Setiap tahun, tiga keraton di Cirebon mengadakan prosesi "Siraman Panjang" menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Upacara ini merupakan bagian dari peringatan tersebut dan mencapai puncaknya dengan tradisi "Panjang Jimat," yang mirip dengan pawai untuk merayakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Jelang Maulid Nabi di Cirebon, Air Bekas Cucian Gamelan Skaten Punya Kekuatan? Ini Sejarahnya
Khususnya di Keraton Kasepuhan Cirebon, tradisi ini diadakan setiap kali memasuki bulan Maulud atau Rabiul Awal dalam penanggalan Islam, yaitu pada tanggal 5 Maulud.
Dalam tradisi ini, puluhan benda pusaka yang merupakan peninggalan dari para wali yang menyebarkan agama Islam dan disimpan di keraton, dicuci menggunakan air.
Upacara ini diawali dengan iring-iringan abdi dalem yang membawa pusaka tersebut, yang telah dibalut dengan kain putih, dari gudang pusaka ke Bagian Belakang Bangsal Pungkuran Keputren.
Di Bangsal Pungkuran Keputren, semua benda pusaka ditempatkan di atas meja, dan di tengah ruangan telah disiapkan sebuah bak kayu yang berisi air.
Dalam prosesi ini, anggota keluarga dan kerabat keraton duduk mengelilingi pusaka-pusaka tersebut. Setiap pusaka dicuci sambil diiringi doa-doa, sebelum kemudian diakhiri dengan doa bersama.
Baca Juga: Simak! Filosofi Hidangan Buah-buahan di Acara Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut RKH Karror Bangkalan
Piring-piring keramik berusia sekitar 700 tahun dan 40 piring bertulisan kaligrafi berusia sekitar 600 tahun adalah beberapa di antara pusaka-pusaka yang dibersihkan.
Selain itu, dua guci berusia sekitar 700 tahun dan dua botol kristal berusia sekitar 500 tahun juga ikut dicuci.
Prosesi Siraman Panjang ini sangat mendapat perhatian besar dari masyarakat.
Sejak pagi sebelum acara dimulai, ratusan orang sudah menunggu di depan pintu Bangsal Pungkuran Keputren dan sekitarnya.
Artikel Terkait
Pitutur Jawa: Aksara dan Makna di Balik Ungkapan Kearifan Lokal
Pitutur Islam: Ajaran Moral Dan Etika Dari Sumber-Sumber Islami
3 Tradisi Unik di Indonesia, dari Ma' Nene hingga Potong Jari
Simak! Filosofi Hidangan Buah-buahan di Acara Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut RKH Karror Bangkalan
Jelang Maulid Nabi di Cirebon, Air Bekas Cucian Gamelan Skaten Punya Kekuatan? Ini Sejarahnya