Aksi Boikot Produk Pro-Israel Beri Dampak Besar, Penjualan Starbucks di Indonesia Merosot

Photo Author
- Minggu, 7 Juli 2024 | 18:41 WIB
Ilustrasi boikot produk pro-Israel.
Ilustrasi boikot produk pro-Israel.

PITUTUR.id - Gerakan kemanusiaan "Free Palestine" yang melibatkan demonstrasi, boikot, dan kampanye media untuk menekan entitas yang dianggap mendukung pihak yang dianggap bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Palestina membawa tantangan serius untuk PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). 

Penurunan laba terjadi pada PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) yang mencapai 262,85% pada kuartal 2/2024, dengan mencatat kerugian Rp22,23 miliar dibandingkan laba sebelumnya sebesar Rp13,65 miliar.

Hal ini merupakan dampak dari aksi boikot terhadap merek-merek internasional, termasuk Starbucks, yang dikelola oleh MAPB.

Sebagai pemegang merek internasional seperti Starbucks di Indonesia, MAPI mengalami tekanan serius akibat aksi boikot ini.

Baca Juga: Boikot Produk Pro Israel! Catat dan Hindari 30 Merk Skincare yang Diduga Terlibat Berikut

Dalam konferensinya, MAPI menyoroti dampak negatif yang terjadi pada operasional mereka. Penurunan penjualan yang tajam menunjukkan dampak serius dari boikot ini.

"Boikot ini memberikan dampak yang sangat signifikan bagi kami. Kami telah mengalami penurunan penjualan yang cukup tajam pada kuartal terakhir dan berpotensi akan terus berlanjut," kata pihak manajemen MAPI.

Starbucks di Indonesia, merek yang berada di bawah naungan MAPB, menegaskan komitmen mereka dalam menggunakan kopi lokal, melakukan pengolahan di dalam negeri, serta memberdayakan tenaga kerja lokal.

Meskipun langkah-langkah tersebut telah dijalankan, upaya itu tidak sepenuhnya mampu menahan dampak boikot yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Boikot Israel Gak Mempan, 3 Negara Arab Ini Tetap Lanjut Ekspor ke Zionis

"Kasus boikot terhadap merek-merek internasional seperti Starbucks memperlihatkan bagaimana isu-isu yang tidak langsung terkait dengan bisnis dapat berdampak langsung pada performa finansial suatu perusahaan. Respons cepat dan strategi pengelolaan krisis yang efektif menjadi kunci untuk meminimalisir kerugian jangka panjang," ujar salah seorang analis.

Manajemen MAPI juga telah mengambil berbagai langkah untuk mengurangi biaya. Langkah-langkah ini mencakup penundaan ekspansi gerai baru, penutupan gerai yang tidak menguntungkan, dan realokasi sumber daya ke divisi lain yang diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap pendapatan dan profitabilitas perusahaan.

Terlepas dari tekanan finansial yang dihadapi, manajemen MAPI tetap menegaskan komitmennya untuk terus beroperasi dan berkontribusi positif bagi ekonomi lokal.

Baca Juga: Mengapa Boikot Produk Pro Israel Penting?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wulandari Noor

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X