Ini 5 Alasan Harga BBM Non Subsidi Naik pada Oktober 2023, Pengamat: Bisa Picu PHK Besar-besaran

Photo Author
- Senin, 2 Oktober 2023 | 13:20 WIB
Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Dwi Puja Ariestya (Rompi Merah Putih) saat melakukan pengenalan produk Pertamax Green 95 di salah satu SPBU di Surabaya Senin Sore (24/7/2023) (Pertamina)
Executive GM Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Dwi Puja Ariestya (Rompi Merah Putih) saat melakukan pengenalan produk Pertamax Green 95 di salah satu SPBU di Surabaya Senin Sore (24/7/2023) (Pertamina)


PITUTUR.id - Harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Indonesia kembali mengalami kenaikan pada 1 Oktober 2023.

Kenaikan harga BBM non subsidi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai alasan utama kenaikan harga BBM non subsidi yang kembali naik pada 1 Oktober 2023:

Baca Juga: Harga BBM Non Subsidi Naik Mulai 1 Oktober 2023, Ini Daftar Harga BBM Terbaru di Semua Provinsi

1. Kebijakan OPEC dan Rusia

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama dengan Rusia telah sepakat untuk memangkas produksi minyak mereka sejak awal tahun ini untuk menstabilkan harga minyak di pasar global.

Pada bulan September lalu, Arab Saudi mengumumkan akan memperpanjang pengurangan produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga akhir tahun ini.

Rusia juga telah mengurangi produksi sebesar 300 ribu bph hingga akhir tahun ini.

Pengurangan produksi ini bertujuan untuk mengimbangi penurunan permintaan minyak akibat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di beberapa negara.

Baca Juga: Perbandingan Harga BBM Terbaru di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo, Mana yang Termurah?

Namun, hal ini juga berdampak pada penurunan pasokan minyak di pasar global, sehingga harga minyak meningkat.

2. Penurunan Rig Minyak AS

Selain OPEC dan Rusia, Amerika Serikat juga merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia.

Namun, pada bulan Agustus lalu, jumlah anjungan lepas pantai (rig) minyak aktif di AS turun untuk kesembilan kalinya dalam sembilan bulan terakhir.

Jumlah rig minyak turun sebanyak 17 rig pada bulan Agustus, penurunan terpanjang sejak November 2019 ketika jumlah tersebut turun selama 12 bulan berturut-turut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ahmad Bastoni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X