Sementara itu, menurut pengamat media sosial, Nukman Luthfie, akun-akun tersebut merupakan bentuk dari strategi politik yang memanfaatkan tren dan budaya populer, yang sudah sering dilakukan oleh para politisi di berbagai negara.
Dia juga mengatakan bahwa akun-akun tersebut bisa menjadi alat untuk membangun citra dan narasi dari Anies-Muhaimin, serta menggalang dukungan dari para penggemar K-Pop.
Nukman menambahkan bahwa akun-akun tersebut juga bisa menjadi sumber informasi dan hiburan bagi para pengikutnya, yang mungkin bosan dengan berita-berita politik yang monoton dan negatif.
Dia juga mengatakan bahwa akun-akun tersebut bisa menjadi media untuk berinteraksi dan berdiskusi dengan para pendukung Anies-Muhaimin, serta mengajak mereka untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Namun, Nukman juga mengingatkan bahwa akun-akun tersebut harus tetap menjaga kredibilitas dan etika dalam menyampaikan informasi dan opini, serta tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan atau menimbulkan konflik dengan pihak lain.
Dia juga mengatakan bahwa akun-akun tersebut harus bersikap kritis dan objektif, serta tidak menjadi fanatik atau buta terhadap Anies-Muhaimin.***
Artikel Terkait
KPOP BOYCOTT: Aksi Nyata Ribuan Fans untuk Boikot Perusahaan Idola Kesayangannya Demi Palestina
Menanggapi Hubungannya Dengan Taylor Swift, Travis Kelce: Kita Tidak Perlu Peduli Dengan Komentar dari Luar
Kamu Ingin Awet Muda? Yuk, Biasakan Makan Buah dan Sayur Supaya Wajah Tetap Kencang juga Berkilau
Promo Alfamart Edisi Pedas Sudah di Depan Mata! Yuk Segera Penuhi Kebutuhan Dapurmu Sekarang Juga
Bikin Seger! Intip Promo Alfamart Edisi Minuman. Tenggorokan Makin Adem, Kantong Jadi Tersenyum