PITUTUR.id - Saat cuaca panas, tubuh kita bereaksi dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang merasa haus, pusing, lemas, bahkan pingsan.
Ada juga yang merasa tidak nyaman karena kulitnya basah oleh keringat. Tapi tahukah Anda, mengapa tubuh kita berkeringat saat panas?
Keringat adalah salah satu mekanisme adaptasi tubuh kita untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Suhu tubuh normal manusia adalah sekitar 36-37 derajat Celsius.
Baca Juga: Meningkatkan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Belanda dalam Memerangi Tindak Kejahatan Lintas Negara
Jika suhu tubuh naik di atas normal, misalnya karena cuaca panas atau aktivitas fisik, maka tubuh akan mengeluarkan keringat melalui kelenjar keringat di kulit.
Keringat mengandung air dan garam yang berasal dari darah. Saat keringat menguap di permukaan kulit, ia akan menyerap panas dari tubuh dan mendinginkannya.
Proses ini disebut evaporasi. Dengan begitu, suhu tubuh kita tidak akan terlalu panas dan tetap dalam batas normal.
Namun, berkeringat juga memiliki dampak negatif bagi tubuh kita. Karena kita kehilangan air dan garam melalui keringat, maka kita bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dan elektrolit.
Dehidrasi bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti sakit kepala, kram otot, kelelahan, bahkan syok.
Baca Juga: India Berhasil Mendaratkan Wahana Antariksa di Bulan, Jadi Negara Keempat dalam Sejarah
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk minum air putih yang cukup saat cuaca panas atau setelah beraktivitas fisik. Air putih akan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang melalui keringat.
Selain itu, kita juga harus menghindari paparan sinar matahari langsung, memakai pakaian yang longgar dan menyerap keringat, serta beristirahat di tempat yang teduh dan sejuk.
Tubuh kita memiliki batas adaptasi terhadap gelombang panas. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of South Wales, suhu tubuh manusia tidak boleh melebihi 40 derajat Celsius.
Jika suhu tubuh lebih tinggi dari itu, maka organ-organ vital kita bisa rusak dan menyebabkan kematian.
Artikel Terkait
India Berhasil Mendaratkan Wahana Antariksa di Bulan, Jadi Negara Keempat dalam Sejarah
Nostalgia Aroma
Dua Tokoh Fisika yang Mengubah Dunia: Oppenheimer dan Einstein
Chandrayaan-3 Kirim Foto-foto Baru Permukaan Bulan, Lihat Gambar Pertama di Sini
Kuliner Khas Ngawi: 6 Hidangan Lezat dan Terjangkau yang Harus Dicicipi