PITUTUR.id - Beberapa hari terakhir, Universitas Airlangga (Unair) menjadi perbincangan karena kasus pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Prof. Budi Santoso atau yang sering disapa Prof. Bus.
Pemecatan Prof. Bus diprakarsai tanggapan atau komentarnya terhadap rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendatangkan dokter asing ke Indonesia.
Banyak dukungan yang diterima oleh Prof. Bus baik dari guru besar, dosen, civitas, mahasiswa, hingga dokter. Terlepas dari pemberitaan Budi Santoso, Unair sebagai salah satu kampus terpandang di Indonesia tak berhenti menciptakan mahasiswa-mahasiswi yang berpretasi.
Berdasarkan kabar terbaru, mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat (Kesmas) di Unair terpilih untuk mengikuti kegiatan Field Training tahunan di Universitas Mahidol, Thailand.
Kegiatan yang berlangsung dari 4 Juni hingga 4 Juli 2024 tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan kualitas mahasiswa melalui praktik lapangan langsung bersama masyarakat.
Mahasiswa Unair yang terpilih mengikuti program tersebut, di antaranya adalah Dimas Bahtiar Manggala Putra, Sulthan Akhsanul Pradana, Rr. Safina Febriyanti, dan Renaningtyas Nityasani.
Kegiatan ini diselenggarakan di desa Panom Dee dan Ban Bak, Khemarat, Ubon Ratchathani. Adapun dari timeline kegiatan meliputi Orientasi, Diagnosa Komunitas, Rapat Dengar Pendapat Publik, Intervensi, Kunjungan Eksekutif, dan Diskusi Umpan Balik.
Sedangkan bentuk kegiatannya sendiri dibagi menjadi dua kelompok atau tim dengan fokus masing-masing. Berdasarkan apa yang dikutip oleh Pitutur.id melalui situs resmi kampus Unair, fokus dari tim tersebut sebagaimana berikut:
Baca Juga: Budi Santoso Menang! Kembali Diangkat Jadi Dekan FK Unair
Tim A: Berfokus pada penyakit stroke dengan program inovatif seperti senam dengan lagu lokal, senam menggunakan elastic band, pendirian “stop stroke station”, inovasi dan lomba memasak makanan anti stroke dengan memanfaatkan sumber daya lokal, serta pembuatan media promosi kesehatan yang sesuai dengan budaya penduduk setempat berupa video, lagu, buku pencegahan stroke, poster, dan lain sebagainya.
Tim B: Fokus pada penderita diabetes, baik mereka yang mampu mengontrol gula darah maupun yang tidak. Untuk semua penderita diabetes, kegiatan yang diadakan meliputi pemeriksaan kesehatan, edukasi kesehatan dengan media berupa poster, video, dan lagu, latihan fisik menggunakan alat buatan tangan dari bambu dan karet, demo masak dengan sayuran lokal, serta pembagian buku saku diabetes.
Sementara itu, bagi penderita diabetes yang kesulitan mengontrol gula darah, dilakukan kunjungan rumah untuk memberikan tindak lanjut terkait materi yang telah disampaikan.
Tentunya program yang diikuti oleh keempat mahasiswa Unair tersebut bisa menjadi pengalaman berharga karena bisa mengetahui bagaimana proses pembelajaran di luar Indonesia dan khususnya menambah relasi.***
Artikel Terkait
Segera Dibuka! Ini Daftar Formasi Pemerintah Provinsi Terbaru di CPNS 2024
Budi Santoso Menang! Kembali Diangkat Jadi Dekan FK Unair
Jalin Kerja Sama dengan Curtin University, KBRI Canberra Bicarakan Hubungan Indonesia-Australia
Mahfud MD Komentari Pengangkatan Kembali Budi Santoso Sebagai Dekan FK Unair: Penyelesaian Ala Jawa Timuran yang Menyejukkan
Keren! Film Siksa Kubur Tuai Antusiasme Tinggi di BIFAN 2024 Korea