PITUTUR.Id - Sampah, sampah, sampah. Di mana-mana ada sampah. Di pinggir jalan, di sungai, di lahan kosong, bahkan di depan rumah. Sampah menjadi pemandangan yang menyedihkan di Bangkalan, kota yang terletak di ujung barat Pulau Madura.
Sampah adalah masalah yang kompleks dan tidak bisa disalahkan pada satu pihak saja. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah sampah di Bangkalan, diantaranya adalah rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat, serta kurang kreatifnya pemerintah dalam menangani masalah sampah.
Masyarakat masih banyak yang membuang sampah sembarangan, tanpa memilah atau mengurangi sampah yang dihasilkan. Padahal, volume sampah di Bangkalan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca Juga: Dari Jalan Kunti ke Kampung Tangguh, Kisah Perjuangan Warga Lepas dari Narkoba
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangkalan, volume sampah di Bangkalan mencapai 60 ton per hari. Jumlah ini tentu tidak sebanding dengan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampang saja hanya mampu menampung 40 ton per hari.
Pemerintah juga belum optimal dalam mengelola sampah. DLH Kabupaten Bangkalan sebagai penentu strategi dari sistem pengelolaan sampah terus berpacu dengan waktu untuk memaksimalkan pengelolaan sampah.
Namun, penanganan sampah di Bangkalan hingga saat ini masih berkutat pada tataran operasional persampahan dan belum menyentuh persoalan sarana dan prasarana.
Baca Juga: Jalan Kunti, Kampung Narkoba yang Menyimpan Duka
Dari 14 armada truk pengangkut sampah, separonya sudah tua. Belum lagi adanya pembuangan sampah dari luar daerah yang menambah beban TPA.
Bupati Bangkalan RK Abdul Latif Amin Imron kala itu mengatakan, tumpukan sampah yang meluber ke jalan di daerah Kelurahan Pangeranan terjadi karena pembuangan sampah dari luar.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menertibkan pembuangan sampah liar. Kami juga akan meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum bagi pelaku pembuang sampah," ujarnya.
Baca Juga: 5 Fakta Satpam BNI Surabaya Tewas Lompat dari Lantai 13, Tinggalkan Istri yang Sedang Hamil 8 Bulan
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah sampah adalah dengan membuat Rumah Daur Ulang (RDU) di beberapa titik strategis.
RDU adalah tempat untuk mengolah sampah menjadi barang-barang bernilai ekonomis, seperti tas, dompet, kerajinan, pupuk organik, dan lain-lain. RDU juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Artikel Terkait
Transformasi Iran: Dari Yang Tak Berdaya Menjadi Eksportir Senjata
5 Fakta Menarik Kabupaten Pasuruan, Kampung Halaman Penggagas Nama Nusantara
Kasus Covid-19 Varian Baru Meningkat di Inggris, Iritasi Mata Jadi Salah Satu Gejala
Mie Gacoan Buka Lowongan Kerja, Cek Kualifikasinya
Mimpi Para Wirausaha: Program Hetero for Startup Buka Akses Investor untuk Pelaku UMKM