PITUTUR.id - Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, menjadi saksi bisu tragedi kemanusiaan yang terjadi akibat serangan brutal Israel.
Ratusan mayat korban serangan Israel menumpuk di rumah sakit tersebut, tanpa bisa dimakamkan dengan layak karena pengeboman terus-menerus yang menghalangi ambulans dan keluarga untuk mengambil jenazah.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sejak Israel melancarkan serangan di Gaza pada 7 Oktober 2023, setidaknya 11.320 warga Palestina tewas, termasuk 4.650 anak-anak dan 3.145 perempuan.
Banyak dari mereka yang tewas di rumah sakit akibat luka-luka yang diderita atau karena kekurangan obat dan peralatan medis.
Baca Juga: Gerakan Boikot Bimoli Makin Marak, Ini Daftar Minyak Goreng yang Tak Pro Israel
Ruang jenazah di RS Al-Shifa hanya mampu menampung 30 jenazah, sehingga jenazah harus ditumpuk hingga tiga tingkat di luar pendingin dan puluhan lainnya di tempat parkir.
Bahkan, pada Sabtu (11/11/2023), Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan rencana untuk menggali kuburan massal di dalam kompleks Rumah Sakit Al-Shifa untuk memakamkan 100 jenazah yang tidak bisa dimakamkan di pemakaman umum.
Namun, rencana tersebut terhambat oleh serangan bom Israel yang sangat keras hampir setiap menit, dengan tujuan membuka jalan masuk ke kompleks rumah sakit.
"Kami terjebak di dalam kompleks Al-Shifa," kata Dirjen Kementerian Kesehatan Palestina, Dr. Munir Al-Borsh dilansir dari Al Jazeera.
Baca Juga: Gerakan Boikot Produk Makin Kuat: Ini Kerugian Yang Dialami Israel
Akibatnya, banyak jenazah yang terpaksa ditinggalkan di jalanan, tanpa ada yang berani mengambilnya karena takut menjadi sasaran serangan Israel.
Anjing liar disebutkan telah menyerang beberapa jasad, dan limbah medis menumpuk di dalam rumah sakit³.
"Israel telah mengusir pasien dari rumah sakit ke jalanan dan menembaki ruang ICU dengan tank. Pasien kembali terluka ketika mereka berada di tempat tidur rumah sakit akibat serangan Israel. Tembakan ini telah memengaruhi sumur air, stasiun oksigen, gerbang utama kompleks, dan fasilitas lainnya," kata Menteri Kesehatan Palestina, Mai Alkaila.
Serangan Israel juga menghancurkan beberapa rumah sakit lain di Gaza, seperti Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Al-Awda, Rumah Sakit Al-Quds, dan Rumah Sakit Anak Al-Rantisi.
Artikel Terkait
Mengapa Negara-negara Arab Menolak Embargo Minyak Iran terhadap Israel? Ini Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Anak Presiden Israel Menghilang Tanpa Jejak setelah Memasuki Gaza! Apa yang Terjadi?
Gerakan Boikot Israel Berdampak Signifikan, tapi Belum Tentu Merugikan!
Boikot Produk Israel: Potensi Kerugian Ekonomi dan Tanggapan Pemerintah
Seberapa Efektif Aksi Boikot Produk Pro Israel? Simak Penjelasannya yang Mengejutkan!
Aqua Terdampak Boikot Karena Dituding Pro Israel, Ini Penjelasan Danone
Gerakan Boikot Produk Makin Kuat: Ini Kerugian Yang Dialami Israel
Ternyata Seorang Gay, Fakta Mengejutkan Putra Presiden Israel yang Hilang kontak dalam Pertempuran Gaza
Tak Hanya Similac, Ini Daftar Susu Bayi Lainnya yang Disebut Produk Israel dan Sudah Lama Dijual di Indonesia
Gerakan Boikot Bimoli Makin Marak, Ini Daftar Minyak Goreng yang Tak Pro Israel