PITUTUR.id - Di Indonesia, wanita lajang sering mendapat pelabelan negatif di mata masyarakat. Mereka dianggap kurang berhasil, kurang bahagia, atau bahkan kurang berharga.
Namun, apakah benar demikian? Apakah wanita lajang tidak bisa menemukan kebahagiaan mereka sendiri?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kami mengunjungi beberapa wanita lajang yang berprofesi sebagai dokter, pengacara, guru, dan seniman.
Baca Juga: Rekaman Video, Alat Baru untuk Mendiagnosis Kesehatan Mental
Mereka bercerita tentang tantangan, harapan, dan kepuasan yang mereka rasakan dalam hidup mereka.
Dr. Rini, seorang dokter spesialis anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan bahwa ia memilih untuk tidak menikah karena ia ingin fokus pada karir dan pelayanan kepada masyarakat.
"Saya tidak merasa kekurangan apa-apa sebagai wanita lajang. Saya punya keluarga, teman, dan pasien yang saya sayangi. Saya juga punya hobi dan minat yang saya nikmati. Saya bahagia dengan hidup saya sekarang," ujarnya.
Baca Juga: Simpanse Gunakan Serangga sebagai Obat Luka, Peneliti Terkejut
Sementara itu, Lina, seorang pengacara hak asasi manusia di LBH Jakarta, mengaku bahwa ia belum menemukan pasangan yang cocok untuknya.
"Saya tidak menutup diri untuk menikah, tapi saya juga tidak terburu-buru. Saya ingin mencari seseorang yang bisa menghargai dan mendukung pekerjaan saya, yang memang cukup berat dan berisiko. Saya tidak mau hanya menikah karena tekanan sosial atau usia," katanya.
Berbeda lagi dengan Ria, seorang guru SD di Bogor, yang mengaku bahwa ia pernah gagal dalam pernikahan.
"Saya bercerai dengan suami saya lima tahun lalu karena alasan pribadi. Saya merasa trauma dan tidak percaya lagi dengan lelaki. Tapi saya tidak menyerah dengan hidup. Saya masih punya anak-anak yang saya cintai dan didik. Saya juga masih punya cita-cita untuk melanjutkan pendidikan saya. Saya yakin bahwa saya bisa bahagia tanpa harus bergantung pada orang lain," tuturnya.
Baca Juga: Dinginnya Rantai Pasokan Pertanian yang Harus Berubah
Terakhir, kami bertemu dengan Dina, seorang seniman lukis yang tinggal di Bali. Ia mengatakan bahwa ia menikmati kebebasan dan kreativitas sebagai wanita lajang.
Artikel Terkait
Batuan Kuno di Pantai Oman Bercerita tentang Subduksi
Simpanse Gunakan Serangga sebagai Obat Luka, Peneliti Terkejut
Seks Bukan Sekadar Nikmat, Tapi Juga Penting untuk Bertahan Hidup
Video Game, Bukan Sekadar Hiburan tapi Juga Pendidikan
Rekaman Video, Alat Baru untuk Mendiagnosis Kesehatan Mental