PITUTUR.id - Tambang emas ilegal di Gorontalo, Gorontalo, mengalami longsor akibat hujan deras pada Sabtu 6 Juli 2024, sehingga memakan korban jiwa.
Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Provinsi Gorontalo melaporkan ada 104 orang yang menjadi korban.
Dari jumlah tersebut, setidaknya 66 orang selamat dan 35 korban lainnya belum ditemukan.
Akibatnya, korban tewas akibat longsor di tambang emas illegal itu kini bertambah menjadi 23 orang.
Baca Juga: Alur Seleksi Pendaftaran CPNS 2024: Mulai Dari Buat Akun Hingga Pengumuman Kelulusan
Sebagian besar para korban mengalami luka-luka hingga patah tulang dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Sampai saat ini, pencarian korban dengan menggunakan ekskavator masih terus dilakukan oleh pihak berwenang sekaligus membersihkan material longsor.
Tanah longsor sering terjadi di Indonesia dan risikonya sering meningkat akibat penggundulan hutan dan operasi penambangan illegal skala kecil di desa-desa terpencil.
Baca Juga: Dapat Beasiswa Sejak SD, Intip 7 Tips Belajar ala Xaviera Putri Clash of Champions
Upaya pencarian korban longsor tambang emas di Gorontalo terus usahakan. Tim SAR gabungan dari berbagai instansi, termasuk Basarnas Pusat dan Kantor Pencarian dan Pertolongan Sulawesi Utara, kini bekerja sama untuk mempercepat proses evakuasi.
Penggunaan Helikopter AW 169 milik Polri juga membantu mempermudah proses evakuasi yang sebelumnya terhambat medan yang sulit.
Di Posko SAR Desa Tulabolo, tim terus mengumpulkan data dan informasi korban untuk membantu keluarga yang mencari anggota keluarganya.***
Artikel Terkait
Kantor Bupati Pohuwato Terbakar, Penjabat Gubernur Gorontalo Datang Meninjau
Banjir Bandang di Gorontalo: 6 Kecamatan Tenggelam, Aktivitas Warga Lumpuh
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Ekstrim di Gorontalo hingga Sebabkan Banjir Bandang
Gorontalo Alami Banjir Bandang, BMKG Ungkap Faktor Penyebabnya