PITUTUR.id - Wakil Ketua Badan Pengembangan Jaringan Internasional Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (BPJI PBNU), Achmad Munjid, mengeluarkan kecaman keras terhadap kunjungan lima anggota Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Langkah ini dianggap sangat tidak bijaksana, mengingat situasi global yang tengah mengutuk tindakan Israel terhadap Palestina. Menurutnya, tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan global yang mengutuk keras tindakan Israel.
"Seluruh dunia yang berpikir waras sekarang sedang mengutuk Israel karena kejahatan kemanusiaan mereka, genosida terhadap rakyat Palestina. Seluruh dunia sedang menjauhi Israel. Kita harus menghukum Israel yang sangat rasis, tak berperikemanusiaan, dan mengabaikan hukum internasional," kata Munjid dalam keterangannya di NU Online pada Senin, 15 Juli 2024.
Baca Juga: Unusia Tegaskan Sikap: Sidang Etik untuk Pengajar yang Temui Presiden Israel
Sebagai peneliti di Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada (PSKP UGM), Munjid menyoroti posisi terpojok Israel di mata dunia internasional.
"Bahkan di Amerika, banyak pejabat yang mundur dari posisi mereka dalam administrasi Biden karena kebijakan dukungan terhadap Israel yang sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dan kemanusiaan. Gerakan boikot terjadi di mana-mana," tambahnya.
Menurut Munjid, Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar harus bersikap tegas dalam mengecam tindakan genosida Israel.
"Kita harus menjauhi Israel dalam situasi seperti sekarang, jika tidak bisa ikut menghukumnya. Menjauhi itu tindakan yang paling minimal. Israel sedang butuh teman dan dukungan untuk terus membantai rakyat Palestina yang tak berdosa," tegasnya.
Baca Juga: Lima Nahdliyin Bertemu Presiden Israel: Komedi Tragis di Panggung Diplomasi Amatir
Munjid juga mempertanyakan tujuan dan manfaat dari kunjungan tersebut, serta sangat menyayangkan kunjungan ke Israel yang tidak berafiliasi dengan PBNU.
"Seluruh tindakan dan wacana yang bisa dipakai sebagai justifikasi kekerasan Israel akan mereka pakai. Buat apa ada orang-orang kita yang mendekat? Apa tujuannya? Atas nama siapa? Apa manfaatnya? Tak ada jawaban masuk akal yang bisa diterima," ujarnya.
Lebih lanjut, Munjid menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan anggota Nahdliyin tersebut.
"Saya sangat menyayangkan khususnya teman-teman yang berlatar belakang NU pergi ke sana, apalagi memposting foto dan video ke mana-mana. Saya sangat sedih dan malu melihat ini semua," kata Munjid.
Baca Juga: Pertemuan Nahdliyin dengan Presiden Israel Tuai Kontroversi, PBNU: Kunjungan Mereka Atas Nama Pribadi
Munjid menekankan bahwa peserta dalam kunjungan tersebut memang diundang dan pergi atas kemauan sendiri. Dia juga mengakui apabila baju NU 'dipakai" tapi bukan lembaganya, bahkan bukan yang mewakili NU secara resmi.
"Pertama, masing-masing peserta itu diundang dan pergi sebagai pribadi. Memang baju NU 'dipakai', tapi bukan lembaga NU. Mereka tidak ada yang mewakili NU secara resmi," jelasnya.
Munjid juga mengingatkan bahwa dunia saat ini tengah mengutuk Israel dan tindakan brutalnya terhadap Palestina.
"Seluruh dunia yang berpikir waras sekarang sedang mengutuk Israel karena kejahatan kemanusiaan mereka, genosida terhadap rakyat Palestina. Kita harus menjauhi Israel, mengutuk, dan menghukum mereka yang rasis, tak berperikemanusiaan, dan mengabaikan hukum internasional," pungkasnya.***