kolom

Cerita Inspiratif dari Bangkalan, Madura: Ketekunan dan Kreativitas dalam Hadapi Tantangan

Senin, 15 Juli 2024 | 07:20 WIB
Ilustrasi kerajinan Madura



PITUTUR.id - Madura, sebuah pulau yang kaya akan budaya dan kerajinan tradisional, tidak hanya memiliki keindahan alam yang menakjubkan tetapi juga kisah inspiratif dari para pengrajin lokal yang mempertahankan warisan budaya mereka.

Di tengah modernisasi yang cepat, beberapa perajin di Bangkalan, Madura, tetap setia pada seni tradisional mereka dengan ketekunan dan kreativitas yang luar biasa.

Berikut adalah beberapa kisah inspiratif dari mereka yang berhasil menjaga dan mengembangkan kerajinan lokal mereka dengan cinta dan dedikasi.

Baca Juga: Resep Bebek Sinjay, Kuliner Legendaris Asal Bangkalan Madura

1. Tanjungbumi, Madura: Menjadi Pusat Batik Berkualitas Tinggi

Tanjungbumi, Madura, terkenal sebagai kota yang membanggakan produk batiknya yang berkualitas tinggi. Salah satu tokoh utama di sana adalah Yusriah, seorang perajin batik yang telah mengabdikan lebih dari sepuluh tahun untuk memproduksi karya-karya indah dari bahan-bahan alami.

"Sudah lama saya menekuni kerajinan dalam pewarnaan batik ini," ujar Yusriah.

Tempat produksi sederhana Yusriah di pinggir jalan raya tidak menghalangi fokusnya untuk menciptakan batik yang tidak hanya diminati di Bangkalan tetapi juga hingga ke luar pulau.

Dengan harga antara Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu per lembar, batik buatannya dikenal karena kualitasnya yang tak diragukan lagi.

Baca Juga: Sudah Coba Tempat Wisata di Bangkalan Madura Ini? Cocok untuk Keluarga, Ada Pantai hingga Bukit

2. Minuman Herbal Sinom: Kisah Kesuksesan Mohammad Yasir

Di Desa Martajasah, Bangkalan, minuman tradisional sinom telah menjadi sumber penghasilan utama bagi Mohammad Yasir. Setelah meninggalkan pekerjaannya sebagai sopir anggota dewan enam tahun lalu, Yasir merintis usaha produksi minuman sinom dari bahan-bahan alami seperti kunyit, asam jawa, dan daun senam.

"Sekali produksi, satu galon bisa menjadi 60 botol berukuran 60 mililiter," ungkap Yasir.

Meskipun menjalankan produksi sesuai pesanan untuk menghindari pemborosan, minuman sinomnya telah mendapat sambutan hangat dari masyarakat lokal hingga ke luar daerah Bangkalan, seperti Kabupaten Sumenep dan Malang, serta negara-negara seperti Amerika, Afrika, dan Australia.

3. Robi Akbar: Sukses dari Kreativitas Seruling Bambu

Robi Akbar, seorang perajin seruling asal Bandar Lampung yang kini menetap di Bangkalan, Madura, telah membuktikan bahwa ketekunan dan semangat dapat mengubah kehidupan.

Baca Juga: Daftar 20 Calon Anggota KPU Terpilih Periode 2024-2029 di Madura, Sumenep Tak Ada Nama Incumbent

"Dulu saya mengamen demi mencukupi kebutuhan keluarga," kenang Robi.

Setelah kesulitan mendapatkan bahan baku bambu di Madura, ia memutuskan untuk membuat seruling dari dahan pohon.

Karyanya yang kreatif tidak hanya diterima dengan baik di dalam negeri, tetapi juga mencapai pasar internasional. Dengan harga seruling yang bervariasi antara Rp 3 juta hingga Rp 9 juta per unit, Robi kini dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

4. Busadi: Memelihara Warisan Gerabah di Tengah Tantangan Modernisasi

Di Kelurahan Kraton, Bangkalan, Busadi, seorang perajin gerabah dari Klaten, Jawa Tengah, menjaga tradisi keluarganya dengan menjual berbagai produk gerabah.

"Saya memulai usaha ini sebagai tambahan sumber ekonomi keluarga," ungkap Busadi.

Halaman:

Tags

Terkini

Linieritas Pembangun Insan Cendekia di Sekolah Dasar

Minggu, 26 November 2023 | 08:38 WIB

Gibran Membangkang, PDIP Meradang

Selasa, 31 Oktober 2023 | 07:04 WIB

Politik Makan Siang Ala Jokowi

Selasa, 31 Oktober 2023 | 06:16 WIB

Wartawan, Si Pemberi Suara yang Terluka

Kamis, 5 Oktober 2023 | 13:35 WIB

Dari Satu ke Belasan Ribu, Rupiah Makin Sampah?

Minggu, 1 Oktober 2023 | 15:36 WIB