PITUTUR.id – Air kelapa tidak hanya dijadikan minuman favorit saja, pada masyarakat suku Jawa air kelapa juga digunakan sebagai media untuk mencuci keris saat Malam 1 Suro tiba.
Banyak yang belum tahu makna terdalam dari penggunaan air kelapa saat ritual mencuci keris di malam 1 Suro itu untuk apa.
Malam 1 Suro merupakan malam yang sakral bagi banyak orang terkhusus masyarakat Jawa yang kental akan tradisi leluhurnya.
Pada malam 1 Suro, tradisi cuci keris merupakan hal yang lumrah dan dapat diwariskan secara turun temurun.
Baca Juga: Larangan Menikah di Bulan Suro, Begini Sejarah dan Peristiwanya
Tradisi ini juga memiliki arti untuk mengingat leluhur dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan yang Maha Esa.
Dikutip Pitutur.id dalam jurnal yang berjudul Tradisi Cuci Pusaka pada Malam Satu Suro dan Gaman Bekerja di Desa Tanjung, Blimbing, Sambirejo Sragen dan ditulis oleh Anita dan Atiqah menyatakan bahwa penggunaan air kelapa memiliki makna tertentu.
Air kelapa dianggap sebagai air kesucian dan dalam penggunaannya perlu dicampur dengan air perasan jeruk nipis
Adapun tata caranya yaitu dengan merendam keris atau pusaka ke dalam air kelapa yang dicampur dengan jeruk nipis dan didiamkan selama 4-5 hari sebelum disiram dengan air kembang.
Baca Juga: Tradisi Adat Solo Jelang Tahun Bahu Hijriyah, Ini Dia Rute Acara Kirab Pusaka 1 Suro
Ketentuan penggunaan air kelapa untuk mencuci keris tidaklah diwajibkan.
Jika terdapat masyarakat yang ingin melakukan ritual cuci keris di malam 1 Suro tetapi tidak memiliki air kelapa maka masih diperbolehkan.
Ritual cuci keris sendiri merupakan salah satu ritual yang populer di kalangan masyarakat Jawa. Ritual ini sudah turun temurun dilakukan dan memiliki tata cara pelaksanaan yang berbeda di setiap daerah.
Tidak hanya sebagai sebuah tradisi, namun ritual cuci keris di malam 1 Suro juga diyakini memiliki nilai spiritual yang tinggi. Tidak hanya keris, benda-benda pusaka lainnya juga dirawat dan dibersihkan pada bulan ini.***