PITUTUR.id - UMKM atau usaha mikro, kecil, dan menengah adalah sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
UMKM dapat menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Bagaimana nasib UMKM di China dan Indonesia? Siapa yang lebih unggul dalam mengembangkan usaha mereka?
Baca Juga: 30 UMKM Kota Malang Tunjukkan Potensi Produk Unggulan di Dekranasda Fest 2023
China: Dorong UMKM Ekspor ke Pasar Global
China adalah salah satu negara dengan jumlah UMKM terbesar di dunia. Menurut data dari Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China, pada akhir 2020, ada sekitar 40 juta UMKM di China, yang menyumbang 60% dari PDB, 80% dari lapangan kerja, dan 50% dari pajak.
UMKM di China juga memiliki keunggulan dalam hal inovasi, fleksibilitas, dan adaptabilitas.
Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah China untuk mendukung UMKM adalah mendorong mereka untuk mengekspor produk mereka ke pasar global. Hal ini dilakukan melalui berbagai fasilitas, seperti pelatihan, bantuan pembiayaan, insentif fiskal, dan kemudahan perizinan.
Selain itu, pemerintah China juga memanfaatkan platform digital, seperti e-commerce, media sosial, dan aplikasi seluler, untuk memperluas jangkauan pasar UMKM.
Salah satu contoh kesuksesan UMKM China dalam ekspor adalah [Overseas Prominent Brands of China], sebuah program yang diluncurkan oleh [Alibaba Group] pada 2018.
Program ini bertujuan untuk membantu UMKM China yang memiliki produk berkualitas tinggi untuk memasuki pasar internasional melalui platform e-commerce Alibaba.
Hingga saat ini, program ini telah melibatkan lebih dari 1.000 merek dari 10 sektor industri, seperti pakaian, perabotan rumah tangga, elektronik, dan kosmetik.
Baca Juga: Cara Mudah Dapat BLT UMKM Rp 3 Juta Tanpa Daftar BPUM, Cukup Terdaftar di Platform Digital Ini
Indonesia: Transformasi Digital Jadi Kunci Bertahan
Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah UMKM yang besar. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019, ada sekitar 64 juta UMKM di Indonesia, yang menyumbang 61% dari PDB, 97% dari lapangan kerja, dan 17% dari pajak.
Namun, UMKM di Indonesia masih menghadapi banyak hambatan, seperti modal terbatas, akses pasar rendah, kualitas produk kurang bersaing, dan regulasi yang belum mendukung.
Artikel Selanjutnya
Ra Latif Divonis 9 Tahun Penjara, Ini Kronologi Kasus Jual Beli Jabatan di Bangkalan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Artikel Terkait
Ra Latif Divonis 9 Tahun Penjara, Ini Kronologi Kasus Jual Beli Jabatan di Bangkalan
Ra Latif, Mantan Bupati Bangkalan yang Kehilangan Hak Politik
Profil Singkat Ra Latif, Bupati Bangkalan yang Mengaku Difitnah Politik oleh KPK
UMKM, Pilar Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi
Pedagang UMKM di Bandar Lampung Nikmati Gratis Sewa Kios di Taman Kuliner
Tak Tertib, Tak Disantuni: Delapan Pemotor Tertabrak Truk di Lenteng Agung Ditolak Jasa Raharja
Yang Sebenarnya Terjadi Saat Jokowi Tersesat di Karpet Merah
Cara Mudah Dapat BLT UMKM Rp 3 Juta Tanpa Daftar BPUM, Cukup Terdaftar di Platform Digital Ini
Sunset di Kebun, Suara Musik untuk Konservasi Alam
30 UMKM Kota Malang Tunjukkan Potensi Produk Unggulan di Dekranasda Fest 2023