PITUTUR.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur telah merilis data terbaru dalam Berita Resmi Statistik (BRS), yang menunjukkan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi tersebut. Selama bulan Juli 2024, NTP mengalami kenaikan sebesar 1,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS Jawa Timur, Zulkipli menyatakan bahwa perubahan dalam NTP di berbagai subsektor pertanian ini mencerminkan dinamika pasar dan kondisi produksi yang berbeda di setiap sektor.
Menurutnya, kenaikan NTP di subsektor tanaman pangan dan perkebunan rakyat menunjukkan adanya perbaikan kondisi ekonomi dan pasar yang menguntungkan bagi petani di sektor tersebut.
Baca Juga: Jokowi: Harga Beras Naik Bikin Emak-emak Marah, Kalo Turun Bikin Petani Ngeluh
Sementara itu, penurunan di subsektor peternakan mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, seperti fluktuasi harga produk ternak, penyakit hewan, atau masalah lainnya yang mempengaruhi profitabilitas peternak.
Zulkipli mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, data ini memberikan indikasi tentang kesehatan dan tantangan yang dihadapi oleh berbagai subsektor pertanian di Jawa Timur, serta dampaknya terhadap kesejahteraan petani dan produsen di wilayah tersebut.
"Subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan terbesar, mencapai 2,49 persen, diikuti oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat yang meningkat sebesar 0,95 persen,"
"Sementara itu, subsektor perikanan naik sebesar 0,65 persen, dan subsektor hortikultura meningkat 0,44 persen. Namun, subsektor peternakan mencatat penurunan sebesar -1,05 persen," ungkap Zulkipli pada konferensi pers di kantornya.
Kemudian, BPS mencatat bahwa harga gabah di tingkat petani mengalami kenaikan. Harga gabah dengan kualitas GKP naik sebesar 5,04 persen, sedangkan gabah kualitas GKG meningkat 3,63 persen.
Selain itu, harga beras di tingkat penggilingan juga menunjukkan tren kenaikan pada Juli 2024, dengan beras kualitas premium naik sebesar 3,04 persen, beras medium naik 2,08 persen, dan beras kualitas rendah mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen.
Baca Juga: Polisi Tangkap Petani dan Dua Orang di Dairi Karena Kasus Narkoba
Di sisi lain, Zulkipli melaporkan kondisi ekspor dan impor Jawa Timur. Pada bulan Juni 2024, nilai ekspor provinsi ini mencapai 1,89 miliar dolar AS, sementara nilai impor mencapai 2,22 miliar dolar AS, menghasilkan defisit neraca perdagangan sebesar 0,32 miliar dolar AS.
"Nilai ekspor mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan, dengan tembaga sebagai penyumbang utama, berperan sebesar 11,70 persen. Nilai impor juga turun secara bulanan dan tahunan, dengan mesin dan peralatan mekanis sebagai penyumbang utama yang memberikan peranan sebesar 9,15 persen," katanya menjelaskan.
Defisit neraca perdagangan barang ini menandai tantangan berkelanjutan bagi ekonomi Jawa Timur, meskipun ada kemajuan dalam sektor pertanian dan peningkatan harga komoditas.***
Artikel Terkait
Polres Tulungagung Gelar Rapat Koordinasi untuk Persiapan Pilkada Serentak 2024
Ternyata Ini Alasan Youtuber Tzuyang Selalu Pakai Baju Lengan Panjang Selama Bikin Konten Mukbang, Sangat Tragis...
Pemdes Galis Sumenep Gelar Kegiatan Jumat Bersih Jelang HUT ke-79 Kemerdekaan RI
Demi Cegah Banjir, Pemkab Bangkalan Siapkan Pembangunan Embung di Kecamatan Geger
Feeder WiraWiri Alami Peningkatan Jumlah Penumpang, Dishub Kota Surabaya Siap Tambah Rute Baru