BRI Berdayakan Bisnis Klaster Petani Salak Hingga Melejit!

Photo Author
- Selasa, 29 Oktober 2024 | 12:58 WIB
Klaster salak pondoh dari desa Kutambaru, Karo, Sumatra Utara di Bazaar UMKM BRILiaN
Klaster salak pondoh dari desa Kutambaru, Karo, Sumatra Utara di Bazaar UMKM BRILiaN

PITUTUR.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus berupaya untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) meningkatkan kapasitas usaha dan penjualan produknya.

Salah satunya hal ini dilakukan dengan menyelenggarakan Bazaar UMKM BRILiaN di Kantor Pusat BRI, Jakarta pada Jumat, (18/10/2024).

Berbagai UMKM yang tergabung dalam klaster binaan BRI turut serta meramaikan acara. Salah satunya datang dari Desa Kutambaru, Kabupaten Karo Sumatera Utara, yakni Kelompok Tani Jaya Lestari.

Baca Juga: QRIS Transfer BRImo, Jadi Fitur Transaksi yang Makin Mudah dan Aman

Kelompok ini turut membawa produk unggulan berupa salak pondoh.

Wulan, selaku anggota kelompok mengungkapkan salak pondoh tumbuh subur di Desa Kutambaru dan menjadi produk penjualan utama bagi para warga.

Salak pun menjadi salah satu faktor penting dalam peningkatan perekonomian masyarakat desa di sana.

Baca Juga: Perluas Jaringan Pemasaran, BRI Berdayakan Klaster Usaha Manggis di Bali

“Berawal pada tahun 2005 di kampung kami mayoritas orang-orang menanam salak. Seiring berjalannya waktu, hampir satu kampung menjadi petani salak semua,” ujarnya saat diwawancarai pada saat acara Bazaar UMKM BRILian.

Salak Podoh yang terkenal manis ini menjadi sebuah keberhasilan budidaya dan memberikan dampak positif, menjadikan perekonomian Desa Kutambaru semakin baik.

Salak pondoh yang dikembangkan oleh kelompok ini tidak hanya membantu para petani, tetapi juga menciptakan peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Baca Juga: BRI Berdayakan Bisnis Stroberi Klaster Mitra Bery di Ciwidey, Bandung

Dengan harga jual Rp15.000- Rp18.000 per kilogram, produk salak pondoh dari Desa Kutambaru kini semakin dikenal dan diminati di pasar lokal maupun luar daerah.

Peminat yang paling banyak yakni konsumen dalam negeri, misalnya Aceh. Tetapi salak dari kelompok ini juga diekspor ke Malaysia dan Thailand. Adapun panen dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan hasil mencapai 1-1,5 ton sehingga omzet yang dihasilkan mencapai Rp30 juta per bulan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Bastoni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Tragedi Kematian RAYA, Potret Kesehatan Anak Bangsa

Senin, 22 September 2025 | 10:33 WIB

BKPSDM Sumenep Fasilitasi PPPK dengan Jaminan Hari Tua

Sabtu, 6 September 2025 | 12:49 WIB

Terpopuler

X