Mathur Husyairi Diskusi Bareng Anak Skena Bangkalan, Pemuda Kritik Birokrasi Rumit hingga Minta Mundur Jika Umbar Janji

Photo Author
- Sabtu, 5 Oktober 2024 | 18:34 WIB
Mathur Husyairi diskusi bareng dengan beragam komunitas pemuda di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, bertajuk "Soddhu' Mathur" pada Jumat (4/10/2024)
Mathur Husyairi diskusi bareng dengan beragam komunitas pemuda di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, bertajuk "Soddhu' Mathur" pada Jumat (4/10/2024)

BANGKALAN, PITUTUR.id - Calon Bupati Bangkalan Nomor Urut 2 Mathur Husyairi nongkrong sekaligus diskusi bareng dengan beragam komunitas pemuda di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, bertajuk "Soddhu' Mathur" pada Jumat (4/10/2024) malam sekitar pukul 20.00 WIB.

Kegiatan yang berlangsung di Kedai Pustaka, Jalan Kartini Nomor 10, Kelurahan Kraton, Bangkalan, ini dikemas dengan suasana santai dengan tujuan menyerap aspirasi pemilih.

Istilah "Soddhu'" berasal dari Bahasa Madura yang berarti "menusuk", bertujuan mendorong masyarakat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam kepada Mathur.

Adapun Mathur, sebagai tokoh utama dalam program ini, tidak hanya menerima pertanyaan-pertanyaan kritis, tetapi juga diminta memberikan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Bangkalan.

Baca Juga: Layanan Weekend Banking BRI: Bikin Nasabah Makin Mudah Transaksi di Akhir Pekan!

Di akhir acara, Mathur juga diminta menandatangani 16 poin pakta integritas yang akan ditagih ketika terpilih menjadi bupati Bangkalan.

Pemuda yang hadir dalam kegiatan itu merupakan anak muda skena Bangkalan, yang merupakan akronim dari singkatan 3 kata, yaitu Sua, cengKErama dan kelaNA.

Ada berbagai pertanyaan dari pemuda setempat mengenai isu-isu krusial yang mereka hadapi.

Muhammad Rizky mengawali sesi tanya jawab dengan menanyakan solusi konkret yang bisa diberikan Mathur terkait sulitnya lapangan pekerjaan dan perbaikan infrastruktur di Bangkalan.

Baca Juga: Kick Off Semarak HUT 129 BRI, Usung Tema Brilian dan Cemerlang

"Di Bangkalan ini, banyak sekali infrastruktur rusak, jalan yang rusak, terutama di desa-desa. Banyak juga pemuda ini menganggur, merantau, karena nggak tahu harus kerja apa di Bangkalan," kata dia.

Kemudian, Alazaz Farhami, dari Komunitas Public Speaking dan Mahasiswa STAIS, mengangkat isu literasi dan akses buku yang minim di Bangkalan.

Ia ingin literasi di Bangkalan bisa hidup, sehingga kualitas SDM di Bangkalan juga meningkat.

"Toko buku saja tidak ada, saya sampai malu dengan mahasiswa dari luar daerah," keluhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ahmad Bastoni

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Tragedi Kematian RAYA, Potret Kesehatan Anak Bangsa

Senin, 22 September 2025 | 10:33 WIB

BKPSDM Sumenep Fasilitasi PPPK dengan Jaminan Hari Tua

Sabtu, 6 September 2025 | 12:49 WIB

Terpopuler

X