PITUTUR.id - Sejumlah warga AS berunjuk rasa di Washington, DC, pada hari Minggu, 14 November 2023, untuk menyatakan dukungan mereka terhadap Israel dalam konflik dengan Palestina di Jalur Gaza.
Mereka menolak gencatan senjata yang diusulkan oleh sebagian besar negara-negara dunia, termasuk PBB, dan menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai pusat komando dan penyimpanan senjata.
Para pengunjuk rasa membawa bendera Israel dan spanduk bertuliskan Stand with Israel, Israel has the right to defend itself, dan Hamas is a terrorist organization.
Mereka juga menyanyikan lagu-lagu nasional Israel dan meneriakkan slogan-slogan seperti Am Yisrael Chai (Bangsa Israel Hidup) dan Never Again (Tidak Akan Terulang Lagi).
Salah satu orator dalam unjuk rasa tersebut adalah David Friedman, mantan duta besar AS untuk Israel di era Presiden Donald Trump.
Ia mengatakan bahwa Israel adalah sekutu terpenting AS di Timur Tengah dan bahwa AS harus mendukung hak Israel untuk melindungi diri dari serangan roket Hamas.
"Kami tidak akan membiarkan Israel diperlakukan secara tidak adil oleh dunia. Kami tidak akan membiarkan Israel diserang oleh teroris. Kami tidak akan membiarkan Israel ditekan oleh gencatan senjata yang tidak adil dan tidak realistis," kata Friedman.
Baca Juga: Starbucks di AS Khawatir tentang Dampak Boikot, 30% Pelanggannya Pergi
Friedman juga mengkritik Presiden Joe Biden, yang menurutnya terlalu lunak terhadap Hamas dan terlalu keras terhadap Israel.
Ia menuduh Biden menekan Israel untuk menghentikan serangan militer di Gaza, sementara tidak menuntut Hamas untuk menghentikan serangan roket ke Israel.
"Kami tidak akan membiarkan Presiden Biden mengkhianati Israel. Kami tidak akan membiarkan Presiden Biden mengkhianati sekutu kita. Kami tidak akan membiarkan Presiden Biden mengkhianati nilai-nilai kita," kata Friedman.
Unjuk rasa tersebut berlangsung di tengah gencatan senjata yang telah berlangsung selama lebih dari sepekan antara Israel dan Hamas, setelah 11 hari pertempuran yang menewaskan lebih dari 250 orang di Gaza dan 12 orang di Israel.
Gencatan senjata tersebut didukung oleh sebagian besar negara-negara dunia, termasuk PBB, yang juga menyerukan penyelidikan independen atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang oleh kedua belah pihak.
Artikel Terkait
Starbucks di AS Khawatir tentang Dampak Boikot, 30% Pelanggannya Pergi
Gerakan Boikot Produk Makin Kuat: Ini Kerugian Yang Dialami Israel
Fokus Blusukan, Gibran Tunjuk Emil-Arumi Sebagai Juru Bicara di Pilpres 2024
Pemilik Aqua Yahudi? Ini Profil dan Sejarah Pendiri Aqua, Salah Satu Produsen Air Minum Terbesar di Indonesia
Sejarah dan Asal-Usul Bimoli, Minyak Goreng Legendaris yang Terbuat dari Singkatan Bitung Manado Oil Limited dan Diproduksi Sejak 1968