PITUTUR.id - Starbucks, perusahaan kopi terbesar di dunia, menghadapi reaksi negatif dari sebagian pelanggannya yang melakukan boikot terhadap perusahaan ini atas dukungannya yang diduga terhadap Israel.
Kampanye boikot ini, yang merupakan bagian dari gerakan Boikot, Deinvestasi, Sanksi (BDS) global, bertujuan untuk memberikan tekanan kepada Israel agar mengakhiri pendudukan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina.
Boikot ini dipicu oleh beberapa faktor, seperti gugatan Starbucks terhadap serikat pekerja sendiri, Starbucks Workers United, yang menyatakan solidaritas dengan Palestina di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Baca Juga: Aqua Terdampak Boikot Karena Dituding Pro Israel, Ini Penjelasan Danone
Faktor lain adalah pernyataan Howard Schultz, mantan CEO Starbucks, yang mengatakan pada tahun 2014 bahwa dia seorang Yahudi Amerika yang bangga dan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri.
Menurut seorang barista yang bekerja di gerai Starbucks di New York, boikot tersebut telah memengaruhi penjualan dan loyalitas pelanggan perusahaan.
Dia mengatakan bahwa sekitar 30% pelanggan telah berhenti datang ke toko sejak dimulainya boikot.
Dia juga mengatakan bahwa beberapa pelanggan meninggalkan ulasan dan komentar negatif di platform online toko, menuduh Starbucks pro-Israel dan anti-Palestina.
Starbucks telah membantah bahwa mereka mendukung Israel atau agenda politik apa pun, dan menyatakan bahwa mereka menghormati pandangan karyawan dan pelanggan mereka.
Perusahaan juga mengklaim bahwa mereka tidak memiliki toko atau operasi bisnis di Israel, dan bahwa mereka menutup enam gerainya di negara itu pada tahun 2003 karena tantangan operasional2.
Namun, beberapa kritikus menunjukkan bahwa Starbucks masih memiliki keterkaitan dengan Israel melalui kemitraannya dengan Delek Group, sebuah konglomerat Israel yang memiliki saham dalam perizinan Starbucks di Israel, Delek Israel Fuel Corporation.
Delek Group juga terlibat dalam eksplorasi dan produksi gas alam di Laut Tengah, yang telah menjadi sumber konflik antara Israel dan tetangganya.
Baca Juga: Seberapa Efektif Aksi Boikot Produk Pro Israel? Simak Penjelasannya yang Mengejutkan!
Artikel Terkait
Sariwangi Berisiko: Boikot Unilever Guncang Pasar Teh di Indonesia
Boikot Terhadap Produk Minyak Goreng Bimoli dari Unilever Mengundang Sorotan Publik
Dibalik Kelezatan, Es Krim Walls Terjerat Skandal Boikot Unilever yang Mengejutkan
Boikot Produk Israel, UMKM Indonesia Harus Tangkas dan Kreatif Rebut Pasar
Dampak Positif dan Negatif Gerakan Boikot Produk Israel di Indonesia dan Dunia
Peneliti Ungkap Dampak Boikot Produk Pro Israel: Ekonomi Negara Ini Terancam Buntung!
Gerakan Boikot Israel Berdampak Signifikan, tapi Belum Tentu Merugikan!
Boikot Produk Israel: Potensi Kerugian Ekonomi dan Tanggapan Pemerintah
Seberapa Efektif Aksi Boikot Produk Pro Israel? Simak Penjelasannya yang Mengejutkan!
Aqua Terdampak Boikot Karena Dituding Pro Israel, Ini Penjelasan Danone