Surabaya, – Upaya pemerintah dalam memberantas penyakit Tuberkulosis (TBC) di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya, masih menghadapi sejumlah tantangan. Data Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) tahun 2023 menunjukkan capaian Investigasi Kontak (IK) dan pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) di Jawa Timur masih belum mencapai 90%. Kondisi di Kota Surabaya. Per 17 Oktober 2024, capaian IK dan TPT pada kontak serumah Kota Surabaya belum mencapai 90%.
Penguatan Kapasitas Jadi Kunci
Menanggapi situasi ini, USAID BEBAS TB bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya menginisiasi penguatan kapasitas bagi tenaga kesehatan dan kader. Tujuannya jelas, yakni untuk meningkatkan efektivitas pelacakan kontak dan implementasi TPT sebagai upaya pencegahan TBC yang lebih sistematis.
"Peningkatan kapasitas ini sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dan kader dalam mengelola kasus TBC, terutama dalam hal Investigasi Kontak dan pemberian TPT," ujar dr. Yusli Aidil Putra Hasibuan, Ketua Tim Kerja P2PM Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Kegiatan penguatan kapasitas yang berlangsung selama dua hari pada 5-6 November 2024 di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencakup berbagai materi, mulai dari pemahaman tentang Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB), tata cara pemeriksaan Tuberculin Skin Test (TST), pemberian TPT, hingga teknik komunikasi efektif.
Tantangan dan Harapan
Kurangnya capaian IK dan pemberian TPT mengindikasikan adanya sejumlah tantangan dalam penanggulangan TBC di Jawa Timur. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain kurangnya kesadaran masyarakat, keterbatasan sumber daya manusia, dan kompleksitas dalam melakukan pelacakan kontak.
Namun demikian, upaya penguatan kapasitas yang dilakukan saat ini diharapkan dapat menjadi titik balik dalam meningkatkan efektivitas program penanggulangan TBC. Dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan serta keterlibatan aktif masyarakat, diharapkan target penemuan kasus TBC dan pemberian TPT dapat tercapai.