PITUTUR.id – Jaringan kedai kopi terkenal Starbucks terlibat dalam kontroversi pekan lalu ketika Kamar Dagang Yahudi Ortodoks mengancam akan melakukan boikot atas tuduhan bahwa beberapa toko Starbucks secara terbuka mendukung Hamas.
Sebelumnya, akun twitter Starbucks Workers United pada tanggal 21 Oktober 2023, melalui akun twitter mereka @SBWorkersUnited memposting bahwa mereka menyatakan bahwa mereka stands with Palestine.
Menanggapi itu, Howard Schultz, mantan CEO Starbucks, segera menghubungi Duvi Honig, perwakilan Kamar Dagang Yahudi Ortodoks.
Baca Juga: Perang Melawan Kekejaman Israel: Aliansi Super Militan Terbentuk!
Melalui akun twitter mereka @OJChamber, Kamar Dagang Yahudi Orthodox memposting surat yang diberikan oleh AJ Jones II, wakil presiden eksekutif dan kepala komunikasi Starbucks Coffee Company dengan caption yang mengatakan bahwa Howard Shultz dan tim Korporat Starbucks bekerja sama dengan Kamar Dagang Yahudi Ortodoks mengidentifikasi Toko-toko milik Union dan mengambil tindakan hukum atas dukungannya terhadap Hamas.
Surat itu tertulis, “Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berhubungan dengan saya dan tim di Starbucks.
Seperti yang kami diskusikan melalui telepon, Starbucks dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian, dan kekerasan. Kami sangat tidak setuju dengan pandangan yang diungkapkan oleh Worker’s United.
Baca Juga: Konflik Israel-Hamas, Cathay Pacific Hentikan Sementara Penerbangan ke Tel Aviv
Kami mengajukan keluhan di pengadilan federal terhadap Workers United dan Service Employees International Union (SEIU) karena menyalahgunakan nama, logo, dan kekayaan intelektual kami.
Penyalahgunaan ini mencakup pernyataan yang dipadukan dengan gambar buldoser yang merobohkan sebagian perbatasan Israel dan Gaza, yang menunjukkan dukungan mereka terhadap kekerasan yang diatur oleh Hamas.
Perilaku ceroboh seperti itu memerlukan pengawasan ketat untuk melindungi mitra kami dan memperjelas pendirian resmi Starbucks.”
Pihak Starbucks pun mengeluarkan pernyataan mengenai informasi yang salah terkait dengan Workers United. Surat tersebut menyoroti kekhawatiran perusahaan mengenai misinformasi dengan Workers United.
“Informasi yang salah dan berita utama yang menghasut, yang mana berasal dari gambar dan pernyataan Workers United minggu lalu sangat meresahkan kami,” tulis Jones II.
Artikel Terkait
Rudal Israel Bunuh Ratusan Warga Palestina yang Mengungsi dari Gaza
Blokade Israel Picu Krisis Obat di Gaza, Pasien Dioperasi Tanpa Bius
Konflik Israel-Hamas, Cathay Pacific Hentikan Sementara Penerbangan ke Tel Aviv
Polisi Yang Membuang Jasad di Sungai, Begini Faktanya
Perang Melawan Kekejaman Israel: Aliansi Super Militan Terbentuk!