Terungkap! Inilah Alasan Mengapa Masyarakat Tidak Boleh Pelihara Hewan Liar

Photo Author
- Selasa, 29 Agustus 2023 | 12:57 WIB
Ilustrai harimau, hewan liar yang berhabitat asli di alam (Unsplash/Carolina Munemasa)
Ilustrai harimau, hewan liar yang berhabitat asli di alam (Unsplash/Carolina Munemasa)

PITUTUR.id - Kabar mengenai kematian harimau Bengal yang dipelihara oleh salah satu selebriti Indonesia sempat menimbulkan polemik dari berbagai pihak.

Meskipun bukan spesies yang dilindungi di Indonesia, harimau Bengal dikategorikan sebagai spesies yang terancam punah berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Profesor Ronny Rachman Noor, Pakar Genetika Ekologi di Universitas IPB, memberikan penjelasan ilmiah mengenai pemeliharaan hewan liar oleh individu.

Menurutnya, dari segi psikologi dan fisiologi, secara umum hewan liar yang ditangkap dan dipindahkan ke lingkungan baru yang bukan habitat alaminya tentu akan mengalami stres.

Baca Juga: Prancis Larang Abaya di Sekolah, Komunitas Muslim Terbesar di Eropa Protes Pelanggaran HAM

Stres yang terjadi pada hewan dapat menyebabkan perubahan ekstrem dalam metabolisme dan fisiologi tubuh mereka.

"Bagi masyarakat awam, hewan liar yang dipelihara oleh individu atau oleh lembaga seperti kebun binatang dan taman safari dianggap sebagai bentuk perlindungan bagi hewan liar. Namun, dalam kenyataannya, pembatasan gerakan adalah faktor pemicu stres dan kematian," ujar Profesor dari Universitas IPB dari Fakultas Ilmu Ternak, dilansir dari lama resmi IPB.

Sebagai contoh, harimau Sumatera di alam memiliki wilayah pergerakan yang luas (puluhan bahkan ratusan kilometer persegi untuk setiap ekor).

Dengan demikian, setidaknya diperlukan area pemeliharaan yang cukup besar di tempat penampungan barunya.

Baca Juga: Bukan Lewat Mulut, Ini Cara Buaya Berkomunikasi Menurut Ilmuwan

"Pada prinsipnya, setiap hewan, termasuk spesies yang terancam punah, memiliki zona homeostasis (zona ideal di mana hewan dapat tumbuh dan berkembang biak) untuk setiap kondisi fisiologis tubuh mereka. Jika terjadi perubahan drastis dalam lingkungan, spesies yang terancam punah akan berusaha mengembalikan diri dari kondisi fisiologis ke kondisi yang mendekati zona homeostasis mereka dengan mengalokasikan energi dan berbagai sumber daya lain di dalam tubuh mereka," jelas Profesor Ronny.

Akibatnya, transfer energi dan sumber daya ke tubuh hewan liar memiliki efek pada defisit energi dan sumber daya untuk kebutuhan lain, seperti kebutuhan dasar hidup (tingkat metabolisme dasar/puasa).

Biasanya hal ini juga akan mengorbankan pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.

"Jika stres ini terus berlanjut, spesies yang terancam punah akan mengorbankan lebih banyak energi dan sumber daya lain untuk mengatasi stres. Kondisi ini akan menyebabkan spesies yang terancam punah tidak dapat berkembang biak. Bahkan, pada tahap di mana hewan liar tidak dapat mengatasi stres yang semakin besar, spesies yang terancam punah akan mati," terangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Prasetyo Aditya

Sumber: ipb.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X