PITUTUR.id - Parenting adalah proses mengasuh dan mendidik anak agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia. Parenting juga merupakan salah satu cara orang tua untuk memberikan kasih sayang, kepedulian, dan bimbingan kepada anak-anak mereka.
Namun, parenting tidaklah mudah dan tidak ada aturan pasti yang harus diikuti oleh orang tua. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan dan potensi anak, salah satunya adalah kebiasaan orang tua.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-24 Tekuk Kirgistan 2-0, Egy Maulana Vikri dan Dua Pemain Lain Alami Cedera?
Kebiasaan orang tua adalah perilaku atau sikap yang dilakukan secara rutin oleh orang tua terhadap anak-anak mereka.
Kebiasaan orang tua dapat bersifat positif atau negatif, tergantung pada tujuan dan dampaknya bagi anak-anak.
Kebiasaan orang tua dapat dipengaruhi oleh pengalaman, nilai-nilai, budaya, agama, pendidikan, dan lingkungan sosial yang diterima oleh orang tua.
Beberapa kebiasaan orang tua yang dapat merusak potensi anak antara lain:
Anak sering disalahkan
Orang tua sering kali menyalahkan atau mengkritik anak atas suatu kejadian biasa yang terjadi karena kesalahan atau ketidakberuntungannya.
Hal ini dapat membuat anak merasa bersalah, takut, marah, sedih, atau minder. Anak juga tidak akan percaya diri untuk berbicara atau bertindak sesuai dengan keinginannya karena takut mendapat sanksi atau penolakan dari orang tua.
Anak sering ditakut-takuti
Orang tua sering kali memberikan perintah atau aturan yang ketat kepada anak tanpa memberikan alasan atau penjelasan yang jelas.
Hal ini dapat membuat anak merasa tidak dihargai, tidak dihormati, tidak dimengerti, atau tidak diwujudkan sebagai individu.
Anak juga tidak akan memiliki ruang untuk berekspresi atau bereksplorasi dirinya sendiri karena takut melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh orang tua.
Membanding-bandingkan anak dengan saudara atau anak lainnya
Orang tua sering kali membandingkan kemampuan, prestasi, minat, kepribadian, atau kualitas hidup anak dengan saudara atau anak lainnya yang mungkin memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Hal ini dapat membuat anak merasa tidak puas dengan dirinya sendiri karena merasa kurang dari standar yang ditetapkan oleh orang tua.
Artikel Terkait
Hukum Perayaan Maulid Nabi Bid'ah? Ini Pendapat Buya Yahya dari Ponpes Al-Bahjah Cirebon
Ricuh! Pengambilan Nomor Urut Kepala Desa atau Kuwu di Cirebon Berujung Tawuran Antar Warga
Timnas Indonesia U-24 Tekuk Kirgistan 2-0, Egy Maulana Vikri dan Dua Pemain Lain Alami Cedera?
Suami Tega Membunuh Istri, Ini Alasan dan Reaksi Masyarakat
Korupsi di Lahan Hotel Sultan: Isu, Potensi Pidana, dan Solusi