Elektrolit fluorida ini menggunakan kation dan anion terfluorinasi, yang membentuk cairan ionik yang mempertahankan kinerja tinggi selama siklus hidup yang panjang.
Simulasi pada superkomputer mengungkapkan bahwa kation fluor menempel pada permukaan anoda dan katoda sebelum siklus pengisian-pengosongan, membentuk lapisan SEI yang tangguh.
Mikroskop elektron resolusi tinggi mengonfirmasi bahwa lapisan SEI yang kuat pada anoda dan katoda memberikan siklus yang stabil.
Baca Juga: Mercedes-Benz Siap Rilis Mobil Listrik Terjangkau di Tahun 2024, Begini Tampangnya!
Selain meningkatkan kinerja baterai, elektrolit fluorida juga memiliki keunggulan lainnya.
Proses produksinya sederhana dan ramah lingkungan, karena menggunakan lebih sedikit pelarut dan mudah menguap. Selain itu, elektrolit fluorida juga lebih aman karena tidak mudah terbakar.
Pemimpin kelompok penelitian, Zhengcheng (John) Zhang, menyatakan bahwa "baterai logam litium dengan elektrolit kation berfluorinasi dapat meningkatkan industri kendaraan listrik secara signifikan" dan bahwa elektrolit ini memiliki potensi aplikasi di berbagai sistem baterai canggih lainnya selain lithium-ion.
Dengan temuan ini, langkah besar telah diambil menuju pengembangan baterai masa depan yang lebih efisien dan ramah lingkungan. ***
Artikel Terkait
Kronologi dan Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tanah Merah Bangkalan
Dari Mesra Hingga Saling Ejek: Kisah Tak Terduga Luna Maya dan Maxime Bouttier!
Hana Hanifah Resmi Menikah, Ungkap Kejutan Pernikahan di Instagram
SpaceX Bantu Apple Tingkatkan Fitur Emergency SOS di iPhone 15
Dhot Design, Animasi Sekolah SMA 'PUTUS SEKOLAH PART 1' Memikat Pemirsa, Selalu Trending di YouTube