PITUTUR.id - Senyawa fluor, yang umumnya ditemukan dalam pasta gigi untuk melindungi gigi dari kerusakan, kini muncul sebagai kunci bagi perkembangan baterai masa depan yang lebih efisien.
Penelitian dari Laboratorium Nasional Argonne Departemen Energi AS telah mengidentifikasi elektrolit fluorida yang dapat menjaga kinerja baterai selama ratusan siklus pengisian-pengosongan.
Kendati baterai litium-ion telah menjadi standar dalam kendaraan listrik, penelitian terus berlanjut untuk mengembangkan jenis baterai baru yang dapat menyimpan energi lebih efisien.
Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah penggunaan baterai non-litium-ion, yang dapat menyimpan dua kali lipat energi dalam volume atau berat tertentu dibandingkan dengan baterai litium-ion.
Baca Juga: Toyota Century SUV: Kemewahan Terbaru dari Toyota untuk Pasar Jepang
Ini memiliki potensi untuk memungkinkan kendaraan listrik berjalan lebih jauh, termasuk truk dan pesawat, dengan harapan mengatasi masalah perubahan iklim.
Salah satu rival utama bagi baterai litium-ion adalah baterai "logam litium," yang menggunakan logam litium sebagai anoda pengganti grafit yang umumnya digunakan dalam baterai litium-ion.
Namun, kinerja baterai ini cenderung menurun dengan cepat setelah beberapa siklus pengisian-pengosongan.
Tim peneliti dari Laboratorium Nasional Argonne mengatasi masalah ini dengan menggantikan elektrolit konvensional dengan elektrolit fluorida yang baru.
Mereka menemukan bahwa elektrolit fluorida ini membentuk lapisan pelindung yang kuat pada permukaan anoda selama ratusan siklus pengisian-pengosongan, yang dikenal sebagai solid-electrolyte-interphase (SEI).
Artikel Terkait
Kronologi dan Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tanah Merah Bangkalan
Dari Mesra Hingga Saling Ejek: Kisah Tak Terduga Luna Maya dan Maxime Bouttier!
Hana Hanifah Resmi Menikah, Ungkap Kejutan Pernikahan di Instagram
SpaceX Bantu Apple Tingkatkan Fitur Emergency SOS di iPhone 15
Dhot Design, Animasi Sekolah SMA 'PUTUS SEKOLAH PART 1' Memikat Pemirsa, Selalu Trending di YouTube