PITUTUR.id - Trinity College, Universitas Cambridge, menjadi saksi dari aksi kontroversial yang dilakukan oleh sekelompok aktivis Palestina.
Lukisan bersejarah 'Lord' Balfour menjadi target serangan, menyemprot dan menyayatnya
sebagai bentuk protes terhadap deklarasi Balfour yang dianggap menjadi awal dari pembersihan etnis Palestina.
Baca Juga: Han So Hee Dicap Aneh oleh Warganet Saat Pesta Paris, Kenapa Harus Gitu sih?
Deklarasi Balfour, yang ditulis pada tahun 1917, menjanjikan tanah yang tidak pernah dimiliki oleh Inggris, memicu serangkaian kejadian tragis bagi rakyat Palestina.
Mulai dari pembakaran desa-desa penduduk asli oleh Inggris untuk mempersiapkan jalan, hingga tindakan kekerasan yang meliputi pembunuhan, penangkapan, penyiksaan,
dan kekerasan seksual, termasuk pemerkosaan, telah merenggut nyawa dan martabat banyak keluarga Palestina.
Baca Juga: Masuk ke Final Playoff Skor 3-0, Megawati Dkk Berhasil Mengalahkan GS Caltex di Laga KOVOV-League
Peran Inggris dalam membuka jalan bagi tragedi Nakba, yang berujung pada pengusiran lebih dari 750.000 orang Palestina secara etnis dan penghancuran lebih dari 500 desa, tidak dapat diabaikan.
Lebih jauh lagi, keterlibatan Inggris dalam menyokong genosida Palestina berlanjut hingga saat ini.
Baca Juga: Kebakaran Besar yang Memakan 1 Juta Hektar Lahan Membuat Warga Texas Ketakutan
Baca Juga: Salat Tarawih dan Tadarus Mesjid Tak Boleh Pakai Pengeras Suara Selama Ramadhan 1445 H Alasannya..
Baca Juga: Masuk ke Final Playoff Skor 3-0, Megawati Dkk Berhasil Mengalahkan GS Caltex di Laga KOVOV-League
Situasi semakin memanas dengan fakta bahwa Inggris menjadi tempat produksi bagi Elbit Systems, produsen senjata terbesar Israel.
Produksi senjata yang "teruji dalam pertempuran" ini digunakan dalam konflik dengan warga Palestina, menyebabkan dampak kemanusiaan yang mengerikan.
Baca Juga: Ketahui 5 Cara yang Benar Mencuci Jaket Kulit, Dijamin Anti Bergaris dan Mengelupas
Tindakan protes di Trinity College mencerminkan keputusasaan dan kemarahan dari orang-orang Palestina yang terus menerus menjadi korban dalam konflik yang berlarut-larut.
Mereka menuntut pengakuan atas penderitaan yang mereka alami
dan penolakan terhadap pembangunan senjata yang mengakibatkan lebih banyak penderitaan bagi bangsa Palestina.
Artikel Terkait
Total Biaya Kampanye: Ganjar Mahfud Rp 506 M, Prabowo-Gibran Rp 207 M, AMIN Rp 49 M
Masuk ke Final Playoff Skor 3-0, Megawati Dkk Berhasil Mengalahkan GS Caltex di Laga KOVOV-League
Han So Hee Dicap Aneh oleh Warganet Saat Pesta Paris, Kenapa Harus Gitu sih?
Bocah Tewas di Summarecon Bekasi, Ditusuk oleh Ibunya Sendiri