Israel Membantai Warga Palestina yang Sedang Menunggu Bantuan Makanan, 100 Orang Tewas

PITUTUR.id - Tragedi kemanusiaan kembali terjadi di Gaza pada Kamis, 29 Februari 2024,

ketika sekitar 112 warga Palestina tewas dan 760 lainnya luka-luka dalam serangan brutal tentara Israel saat mereka sedang mengantre untuk menerima bantuan makanan.

Informasi ini dikonfirmasi oleh pihak otoritas Palestina dan saksi mata yang berada di lokasi kejadian.

Baca Juga: Profil Jeong Hyun Bin Mahasiswa SNU Kontestan 'University War'

Menurut relawan lokal, Khadef Al-Za'anoun, yang berada di lokasi kejadian, banyak orang berkumpul menunggu makanan yang dibagikan dari truk bantuan.

Namun, suasana mendadak berubah menjadi kacau ketika tentara Israel melepaskan tembakan tanpa peringatan, menyebabkan banyak orang terluka dan tewas, bahkan ada yang tertabrak truk dalam kepanikan tersebut.

Pihak Israel tidak menyangkal peristiwa penembakan tersebut, tetapi mengklaim bahwa pasukannya terpaksa menembak karena mereka merasa terancam oleh massa yang mengancam pasukan mereka.

Baca Juga: Ngeri! 5 Horror Gore Film yang Bikin Mual dan Ketakutan Sampe Gak Bisa Tidur! Jangan Coba-coba Kalo Mentalmu Gak Siap

"Truk-truk [bantuan] itu melaju ke utara, kemudian terjadi serbuan [ke truk tersebut], dan setelah itu, terjadi peristiwa [sekelompok warga Gaza] melawan pasukan kami. Begitulah yang terjadi Kamis pagi ini," kata juru bicara Israel dalam sebuah pernyataan.

Tragedi ini mencuatkan kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia, dengan banyaknya korban jiwa yang tidak bersalah dalam insiden yang bisa dihindari tersebut.

Masyarakat internasional mengecam keras tindakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan konvensi kemanusiaan internasional.

Para pengamat menilai bahwa serangan semacam ini menunjukkan eskalasi konflik yang berbahaya di

Baca Juga: Susah Bilang Enggak? Ini 5 Tanda Kamu Seorang People Pleaser! Si Paling Susah Nolak

wilayah Gaza dan menyoroti perlunya upaya konkret dari komunitas internasional untuk mengakhiri siklus kekerasan yang terus berlangsung di wilayah tersebut.