PITUTUR.id - Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, yang merupakan rumah sakit terbesar di wilayah pesisir tersebut, mengalami kondisi kritis akibat pengepungan total oleh pasukan Israel.
Sejak Jumat (10/11/2023) malam hingga Sabtu (11/11/2023) pagi, jet tempur dan tank Israel terus menembaki area di luar rumah sakit, menyebabkan kebakaran, pemadaman listrik, dan kematian beberapa pasien.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sekitar 30.000 orang berada di dalam kompleks rumah sakit, termasuk pasien, pengungsi, dan staf medis.
Banyak di antara mereka yang terluka akibat serangan udara dan darat Israel yang telah berlangsung selama lebih dari dua minggu.
Rumah sakit juga kekurangan air, bahan bakar, dan internet, sehingga menghambat pelayanan kesehatan dan komunikasi.
Salah satu dampak paling tragis dari pengepungan Israel adalah kematian bayi-bayi Palestina yang baru lahir di inkubator.
Menurut Direktur Kementerian Kesehatan Palestina Munir al-Bursh, pemadaman listrik telah menyebabkan kematian satu bayi prematur yang terhubung ke inkubator.
Ia mengatakan semakin banyak bayi dan pasien yang membutuhkan alat bantu hidup akan meninggal setiap jamnya jika listrik tidak segera kembali menyala.
Baca Juga: Boikot Produk Israel, UMKM Indonesia Harus Tangkas dan Kreatif Rebut Pasar
Selain itu, ratusan jenazah korban perang yang disimpan di kamar mayat rumah sakit juga terancam membusuk tanpa dimakamkan.
Hal ini disebabkan oleh kesulitan mengangkut jenazah keluar dari rumah sakit, karena ambulans dilarang masuk dan keluar oleh pasukan Israel.
Israel juga menuduh Hamas menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer, sehingga mengancam untuk menargetkan rumah sakit dengan serangan lebih besar.
Baca Juga: Hati-Hati, Produk Kecantikan Ini Ternyata Mendukung Israel
Artikel Terkait
Harga Terbaru Minyak Goreng Bimoli, Filma, dan Tropical 2 Liter di Minimarket November 2023, Cari Tahu Merek Lain dan Diskonnya di Sini
Korps Brimob Polri Rayakan HUT ke-78 dengan Berbagai Kegiatan
Mengenang TB Silalahi, Mantan Menteri dan Jenderal yang Berdedikasi untuk Bangsa
Boikot Produk Israel, UMKM Indonesia Harus Tangkas dan Kreatif Rebut Pasar
Indonesia Tidak Perlu Putus Hubungan dengan Negara-Negara Pro Israel, Tetapi Harus Dorong Solusi Damai